Menuju konten utama
Kebijakan Imigrasi Trump

Jasad Migran Ayah dan Anak Ditemukan Mengambang di Sungai Meksiko

Migran asal El Salvador yang ingin masuk ke AS ditemukan mengambang di sungai Meksiko.

Jasad Migran Ayah dan Anak Ditemukan Mengambang di Sungai Meksiko
Perbatsan Amerika Serikat dan Meksiko. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Jasad warga Negara El Salvador Oscar Alberto Martinez dan putrinya yang berusia 23 bulan, Angie Valeria, ditemukan mengambang di sungai Meksiko pada Senin (24/06/19).

Dilansir dari CNN, Julia De Luc merupakan photographer yang memotret jenazah Martinez dan putrinya.

Ia mengatakan pada hari Minggu (23/6/2019), Martinez dan keluarganya nekad untuk menyeberangi sungai sekitar 400 meter dari jembatan Puerta Mexico menuju Texas, AS.

Awalnya Martinez dan anaknya berhasil mencapai Texas. Namun, Martinez berniat menyeberang kembali untuk menjemput istrinya.

Sebelum berenang Martinez meninggalkan putrinya agar aman. Namun nahas ketika melihat ayahnya berenang menjauh, Angie Valeria turut mencebur ke air berniat mengejar ayahnya.

Martinez lalu berenang menjemput Angie. Namun arus yang kuat menyapu Martinez dan sang putri. Jasad mereka ditemukan Senin di dekat Matamoros.

Kematian Martinez dan putrinya telah mendapat berbagai reaksi dan tanggapan dari berbagai tokoh.

Menteri Luar Negeri Salvador Alexandra Hill memohon kepada warganya agar tetap tinggal di Negara mereka dan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ekonomi.

"Negara kita sedang berduka, lagi," katanya. "Saya mohon, untuk semua keluarga, orang tua, jangan ambil risiko. Hidup lebih berharga."

Hill mengatakan pemerintah bekerja sama dengan otoritas Meksiko untuk memulangkan jenazah Martinez dan anaknya.

Presiden El Salvador yang baru terpilih Nayib Bukele mengatakan pemerintah akan membantu keluarga Ramirez secara finansial.

Di pihak lain, beberapa politisi Demokrat Amerika juga menanggapi kejadian tersebut, seperti yang dilakukan Rio Grande, pada cuitan di akun twitternya (26/06/19) yang memicu emosi di seluruh dunia.

Ia juga mengecam kebijakan imigrasi dan perbatasan Presiden Donald Trump yang mempersulit para pencari suaka untuk memasuki AS.

"Trump bertanggung jawab atas kematian ini," kata Beto O'Rourke,

Mantan wakil presiden AS Joe Biden, yang akan mencalonkan diri pada pemilihan presiden tahun 2020, menyebut gambar itu "menyayat hati".

"Sejarah akan menilai bagaimana kita menanggapi perlakuan pemerintahan Trump terhadap keluarga migran dan anak-anak kita tidak bisa diam," katanya.

Dikutip dari Channel News Asia, Trump merespons dengan berusaha menyalahkan Demokrat di Kongres, dengan mengatakan "jika kami memiliki undang-undang yang tepat, orang-orang itu tidak akan datang, mereka bahkan tidak akan berusaha."

"Mereka ingin perbatasan terbuka dan perbatasan terbuka berarti kejahatan, dan perbatasan terbuka berarti orang-orang tenggelam di sungai," kata Trump.

Paus Francis juga menanggapi kematian Martinez dan putrinya. "Paus sangat sedih dengan kematian mereka, dan berdoa untuk mereka dan semua migran yang kehilangan nyawanya saat berusaha melarikan diri dari perang dan kesengsaraan," kata Alessandro Gisotti, seorang juru bicara Vatikan.

Senator Demokrat Chuck Schumer dari New York memajang foto jasad Martinez dan putrinya di Senat pada pidato hari Rabu (26/06/19).

"Bagaimana mungkin Presiden Trump melihat gambar ini dan tidak mengerti bahwa ini adalah manusia yang melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan?" kata Schumer.

"Kita bisa melakukan sesuatu tentang ini jika presiden akan berhenti memainkan permainan politik menyalahkan, menyalahkan, menyalahkan," katanya.

Pelabuhan masuk di sepanjang perbatasan telah lama menampung para pencari suaka yang ingin masuk ke AS, kata pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan.

Tetapi kebijakan AS menyulitkan migran yang mencari tempat pengungsian. Selain itu, proses imigrasi yang lama juga mendorong para pencari suaka dan migran untuk melintas perbatasan secara ilegal.

Di Matamoros, lebih dari 2.000 migran telah menunggu sejak akhir Mei "dalam kondisi kelaparan" untuk mencari tempat pengungsian.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN IMIGRASI atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH