Menuju konten utama

JAPFA Ekspor Hatching Egg Perdana ke Brunei

JAPFA mengekspor Hatching Egg perdana sebanyak 45 ribu butir ke Brunei dengan menargetkan total ekspor 130 ribu butir lebih di Bulan Oktober ini.

JAPFA Ekspor Hatching Egg Perdana ke Brunei
Manajemen JAPFA saat Pelepasan Ekspor HE ke Brunei. (FOTO/Dok. Japfa Indonesia)

tirto.id - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mengekspor perdana sebanyak 45 ribu butir telur tetas indukan ayam broiler atau Hatching Egg (HE) ke Brunei, Rabu (04/10/2023).

JAPFA memperkirakan total ekspor mencapai lebih dari 130 ribu butir yang terbagi menjadi 3 tahap pengiriman di bulan Oktober ini. HE fertil yang dikirimkan tersebut selanjutnya akan ditetaskan di negara tujuan.

Harwanto, Direktur JAPFA menyampaikan, pengiriman hatching egg ini bukan kali pertama dilakukan, sebelumnya JAPFA juga melakukan ekspor ke Myanmar.

"Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas produk perunggasan kami memiliki kualitas yang baik dan diminati pasar mancanegara. Selain itu, ekspor yang kami lakukan ini merupakan salah satu upaya dalam mendukung pemerintah dan industri perunggasan Indonesia untuk menjaga keseimbangan populasi ayam broiler di dalam negeri,” ujar Herwanto melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (5/10/2023).

Populasi ayam pedaging dalam negeri sejak 2 tahun belakangan mengalami peningkatan. Disusul dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging ayam yang mulai meningkat.

Namun demikian, angka konsumsi masyarakat Indonesia masih jauh lebih rendah, tidak sebanding dengan ketersediaan ayam yang mengalami surplus tiap tahunnya.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasokan ayam pedaging, seperti diberlakukannya pengaturan dan pengendalian produksi Day Old Chick Final Stock (DOC FS) melalui cutting Hatching Egg, afkir dini Parent Stock (PS) termasuk ekspor HE ke negara lain.

Ekspor HE perdana JAPFA ke Brunei

Pelepasan Ekspor HE di Bandara Soekarno Hatta. (FOTO/Dok. Japfa Indonesia)

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyatakan agar ekspor dapat dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sesuai arahan presiden, di mana produksi komoditas yang saat ini berlebih harus didorong agar mampu menangkap peluang ekspor.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan dan Kesehatan Hewan pada periode Januari – Juli Tahun 2023 (angka tetap) senilai USD 790,7 juta setara Rp11,4 triliun, dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,26% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 17,28% dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.

Sejalan dengan program pemerintah untuk percepatan ekspor nasional, kata Harwanto, pihaknya pun terus berupaya melebarkan sayap ke negara Asia lainnya.

"Berikutnya, kami akan mengirimkan telur tetas ke Malaysia. Kami berharap negosiasi G to G antara kedua negara dapat berjalan dengan baik agar ke depannya kolaborasi ini dapat berjalan secara berkelanjutan,” jelasnya.

JAPFA memastikan praktik peternakan yang bertanggung jawab serta mematuhi regulasi dalam proses produksinya dengan ketat.

Standar kelayakan ekspor dibuktikan dengan sejumlah sertifikasi baik lokal maupun internasional, seperti sertifikat kompartemen bebas Avian Influenza (AI), sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), sertifikat produk halal, dan penerapan issue management mutu ISO 2200, Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), serta Food Safety System Certification (FSSC) 22000.

Penulis: Tim Media Servis