tirto.id - Ketika calon gubernur nomer urut tiga, Anies Baswedan asyik bersosialisasi di atas panggung di Jl. Tanjung Wangi, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (6/2/2017) tiba-tiba saja seorang ibu naik ke panggung. Kepada Anies, si Ibu berkeluh kesah tentang anaknya yang berkebutuhan khusus tidak bisa sekolah. Dengan mantap Anies menjawab, jika terpilih kelak Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang jadi andalannya akan bisa dimanfaatkan si Ibu.
"Jadi bu, nanti KJP plus akan mengcover biaya anak berkebutuhan khusus," ujar Anies.
Anies juga mengatakan akan ada biaya tambahan KJP Plus untuk anak berkebutuhan khusus. "Nanti KJP Plus akan memberikan biaya tambahan khusus untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus."
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menginginkan anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan perlakukan spesial dalam konteks pendidikan. Namun saat ditanya secara detail teknisnya, Anies mengaku belum mengerti bagaimana pelaksanaannya. "Nanti kita lihat, karena seperti saya katakan tadi satu ada dengan pendekatan sekolah khusus, tapi ada juga pendekatan mainstreaming, atau sekolah inklusi. Tergantung nanti potret kebutuhannya seperti apa, datanya dari situ ditentukan."
Dia menjelaskan bahwa sekolah khusus merupakan pendekatan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah dengan anak lain, tetapi dibimbing dengan guru tersendiri. Sedangkan sekolah inklusi merupakan sekolah yang dikhususkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Yulis, sang ibu yang naik ke panggung itu berkeluh kesah bahwa selama ini anaknya tidak bersekolah. "Saya mengadukan keluhan, ke kelurahan, ke kecamatan, lalu saya ke Kementerian Pendidikan, di situ didengar tapi tidak direspon," keluhnya.
Setelah lama berjuang, akhirnya Dinas Pendidikan DKI Jakarta membantu Yulis, sang anak bisa bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan gratis. Hanya saja lokasi yang cukup jauh, membuat dia berat di ongkos. "Disekolahkan tapi di SLB 5, di Slipi. Bayangin aja dari Penjaringan ke Slipi kan jauh. Saya nggak kuat tenaga, ongkosnya saya juga nggak kuat," ujar ibu berusia 43 tahun ini.
Yulis menginginkan anaknya yang kini berusia 15 tahun ini dapat bersekolah di sekolah biasa. Walapun sebelumnya ia pernah ditolak dari sekolah, karena anaknya yang memiliki kebutuhan khusus. "Saya sebenarnya (memilih) sekolah biasa, tapi sekolah biasa menyakitkan," tutur Yulis.
Ia juga mengaku senang dengan jawaban Anies mengenai KJP Plus yang dapat digunakan untuk anak berkebutuhan khusus. Ketika ditanya apakah ia mempercayai janji Anies, ia hanya menjawab untuk tidak berprasangka buruk. "Sebagai manusia saya harus mempercayai, tidak boleh berpikiran buruk. Lihat kenyataannya nggak tau, lihat kenyataannya ya," jelas Yulis.
Penulis: Ellya Mutia Fansuraini
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan