tirto.id - Jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi masuk dalam daftar "Person of the Year 2018" majalah Time Selasa (11/12/2018).
Ini merupakan pertama kalinya editor Time memberi penghargaan kepada seseorang yang telah meninggal, sejak "Person of the Year" di mulai pada tahun 1920.
Penganugerahan itu tak lepas dari dedikasinya dalam mencari fakta di tengah maraknya penyebaran misinformasi, meski dalam prakteknya terkadang jurnalis harus menghadapi kekerasan.
Mengusung tajuk "The Guardians and the War on Truth", Khashoggi dianggap berani menentang pemerintah di negaranya soal kekebasan berekspresi.
"Dia mengatakan kepada dunia kebenaran tentang kebrutalan pemerintah terhadap mereka yang akan berbicara. Dan alasan itulah dia dibunuh," tulis Time.
Karen Attiah, editor yang merekrut Khashoggi untuk menulis bagi Washington Post, mengucapkan terima kasih kepada Time atas penghargaan itu.
“Saya berharap dia [Khashoggi] ada di sini, saya berharap dia bisa melihat ini, dan saya berharap kita bisa memberinya salinan,” kata Attiah, dikutip dari The New York Times.
"Ini mengirim sinyal kepada semua orang di rezim Arab Saudi yang melakukan ini [membunuh Khashoggi]," tambahnya.
"Dan kepada orang-orang yang, seperti Jamal Khashoggi, merupakan orang-orang yang berjuang untuk hak kebebasan berekspresi. Ini memberitahu semua orang bahwa cerita belum berakhir, dan kita masih terus memantau. ”
Selain Khashoggi, ada juga staf surat kabar Capital Gazette di Maryland, yang ditembak mati pada bulan Juni; Maria Ressa, pendiri Rappler, yang diserang oleh presiden otoriter Filipina; dan U Wa Lone dan U Kyaw Soe Oo, dua wartawan Reuters yang dipenjara di Myanmar setelah melaporkan pembantaian pria Muslim.
Editor: Yantina Debora