Menuju konten utama

Jam Tangan Swiss yang Semakin Teriris

Selama bertahun-tahun, jam tangan buatan Swiss menjadi raja di berbagai belahan dunia. Tidak hanya terkenal akan kualitasnya yang mumpuni, jam tangan buatan Swiss juga dapat mendongkrak gengsi bagi mereka yang mengenakannya mengingat harga per unit yang bisa menyentuh langit. Namun, dalam dua tahun terakhir ini, keadaan mulai berubah. Cengkeraman pasar mulai terlepas. Ada apa?

Jam Tangan Swiss yang Semakin Teriris
Display penjualan arloji mewah. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Para pengusaha kelas kakap, manajer perusahaan hingga pebisnis pasti pernah mendengar nama Rolex. Jam tangan mewah yang memiliki lambang mahkota raja itu merupakan satu dari sekian merek jam tangan buatan pabrikan Swiss yang telah lama menikmati gurihnya pasar jam tangan mewah di dunia.

Atau jika nama Rolex masih asing di telinga serta tidak terjangkau budget, Swatch bisa menjadi jawaban. Merek tersebut menawarkan harga yang relatif terjangkau di kalangan kelas menengah Indonesia. Tokonya mudah ditemui di berbagai mal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Swatch juga merupakan salah satu jam tangan made in Switzerland, di bawah naungan perusahaan Swiss, The Swatch Group AG.

Menurut data dari Federation of the Swiss Watch Industry, perusahaan-perusahaan jam tangan Swiss menikmati angka ekspor yang terus menanjak dalam satu dekade terakhir. Puncaknya terjadi pada 2014, ketika nilai ekspor mencapai 22,25 miliar Swiss franc ($22,87 miliar).

Akan tetapi, angka-angka itu berubah mulai 2015 lalu.

Tahun 2015 merupakan tahun yang cukup sulit bagi industri jam tangan Swiss. Secara total, nilai ekspornya berkurang menjadi 21,52 miliar franc jika dibandingkan pada tahun 2014. Situasi sulitnya tidak berhenti di situ saja. Mulai dari Juli 2015 hingga Mei 2016, nilai ekspornya juga terus menurun.

"Kami memperkirakan 2016 menjadi tahun yang sangat, sangat sulit," terang Vincent Perriard, Chief Executive Officer (CEO) pembuat jam mewah HYT, seperti dikutip dari Bloomberg bulan Januari lalu.

2014, Kejayaan Jam Tangan Swiss

Konsultan finansial global Deloitte menyebut, 2014 merupakan tahun yang sangat membanggakan bagi industri jam tangan Swiss. Jam-jam tangan buatan Swiss adalah pemimpin dalam segmen pasar menengah atas di dunia. Secara nilai penjualan, Swiss unggul jauh di atas kedua pesaingnya, Cina dan Hong Kong.

Nilai ekspor rata-rata sebuah jam tangan buatan Swiss berkisar pada 730 Swiss franc, jauh di atas Cina dengan nilai rata-rata ekspor 7 Swiss franc dan Hong Kong dengan 29 Swiss franc per unit.

Industri jam tangan juga mencetak pertumbuhan ekspor yang jauh melebihi empat komoditas utama ekspor Swiss lainnya seperti industri kimia dan logam, pada periode waktu 2010 hingga 2014 dengan tingkat pertumbuhan mencapai 38 persen.

Deloitte mengatakan, faktor pendorong pertumbuhan tersebut dipicu oleh meningkatnya permintaan di pasar Amerika Serikat, Hong Kong dan Jepang, meskipun tren yang berbeda mulai muncul pada semester kedua tahun 2014 hingga semester pertama tahun 2015.

Periode Krusial Jam Tangan Swiss

Perubahan adalah hal yang abadi, pepatah itu mungkin ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi industri jam tangan Swiss saat ini. Ia sedang tergerus oleh jaman yang terus berubah dan penurunan nilai ekspor di atas menjadi buktinya yang sahih.

Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya ekspor tersebut adalah faktor eksternal seperti krisis finansial serta meningkatnya harga emas dunia. Kedua hal itu memukul industri jam tangan Swiss sangat keras, mengingat mayoritas perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di pasar menengah ke atas.

Namun, pada poin yang lebih krusial, dari faktor internal sendiri, perusahaan-perusahaan itu juga selangkah tertinggal mengikuti tren yang sedang berkembang di dunia, tren teknologi.

Mayoritas perusahaan jam tangan Swiss masih bersikukuh pada pandangan bahwa produk-produk mereka dibeli karena orang menginginkan gengsi serta desain yang menawan.

"Bagian yang paling tangguh dari industri ini adalah bahwa Anda membeli sebuah jam tangan Swiss karena Anda ingin mengatakan, 'Aku memiliki jam tangan Swiss,'" kata Paul Swinand, seorang analis di Morningstar Inc., seperti dikutip dari Bloomberg.

Namun, seiring beralihnya zaman, fakta turut berkata lain.

Pada kuartal IV - 2015, untuk pertama kalinya pengiriman global jam pintar mampu menyalip pengiriman jam tangan buatan Swiss. Seperti dikutip dari laporan perusahaan konsultan pasar Strategy Analytics, di seluruh dunia, pengiriman jam pintar mencapai angka 8,1 juta unit sementara pengiriman jam tangan Swiss berada pada angka7,9 juta.

Pengiriman jam tangan Swiss turun 5 persen pada kuartal keempat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, sementara pengiriman jam pintar naik 316 persen dibanding waktu yang sama.

Survei pasar yang dilakukan oleh Deloitte juga menunjukkan bahwa konsumen di Cina, yang merupakan salah satu pasar konsumen terbesar dunia, memiliki kecenderungan lebih tinggi (61 persen dari responden survei) untuk membeli sebuah jam pintar apabila dibandingkan jam tangan klasik dalam satu tahun ke depan.

"Industri jam tangan Swiss sangat lambat untuk bereaksi terhadap perkembangan jam pintar," sebut Neil Mawston, Executive Director Strategy Analytics, dalam pernyataan resminya. "Industri jam tangan Swiss menyembunyikan kepala mereka di dalam pasir dan berharap jam-jam pintar tersebut akan menghilang."

Deloitte menyebutkan hanya 25 persen dari para eksekutif dalam perusahaan-perusahaan jam tangan Swiss yang berpendapat bahwa jam pintar merupakan sebuah ancaman. Jumlah tersebut mengalami peningkatan, meskipun tidak besar, yakni 11 persen.

Saat ini, hanya segelintir perusahaan Swiss yang ikut bermain dalam pasar jam pintar. Salah satunya adalah Tag Heuer yang meluncurkan jam pintar dengan sistem operasi Android Wear pada bulan November tahun lalu. Tissot juga ikut terjun melalui model T-Touch mereka pada bulan Maret.

Perusahaan konsultan Gartner sendiri memprediksi bahwa tahun ini total penjualan jam pintar akan mencapai 50,4 juta unit, naik 66 persen dari 30,32 juta unit pada tahun lalu.

Melihat statistik yang sedemikian rupa, industri jam tangan Swiss saat ini sepertinya sedang berada dalam periode-periode krusial untuk menentukan masa depan dari bisnis mereka.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Cie. Financière Richemont SA, perusahaan induk dari Cartier, sudah bergerak,memangkas 350 posisi dalam perusahaan mereka di bulan Februari. Sementara itu, Swatch Group AG mengumumkan bahwa laba perusahaan mereka pada semester pertama diprediksi akan menurun lebih dari 50 persen.

Pada tahun 1970’an, industri jam tangan Swiss berhasil selamat dari gempuran perusahaan-perusahaan Jepang seperti Seiko Holdings Corp. – yang pada saat itu menawarkan teknologi yang serupa dengan jam tangan Swiss dengan harga yang lebih murah – dengan mengganti strategi bisnis mereka serta memperbaharui identitas branding-nya sebagai barang mewah.

Seperti layaknya periode penuh cobaan tersebut, industri jam tangan Swiss masih memerlukan uji waktu untuk menghadapi era teknologi ke depan. Industri jam tangan pintar sendiri masih bergerak sangat dinamis, seperti Apple Inc. dengan Apple Watch mereka – yang ternyata juga tidak terlalu memberikan profit berarti bagi perusahaan tersebut.

Lagi-lagi, waktu – dan keputusan bisnis para eksekutif industri jam tangan Swiss – yang akan menjawab.

Baca juga artikel terkait SMARTWATCH atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Bisnis
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti