Menuju konten utama

Jakarta Diprediksi Kekurangan Guru pada 2022

Jakarta diprediksi akan mengalami krisis tenaga pengajar pada 2022 karena sebanyak 2.500 guru pensiun tiap tahunnya.

Jakarta Diprediksi Kekurangan Guru pada 2022
Guru mengajar makna Pancasila kepada siswa kelas 5 SD Tanah Tinggi 1, Tangerang, Banten, Rabu (1/6). Antara Foto/Lucky R

tirto.id - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Ardianto memprediksi DKI Jakarta akan kekurangan tenaga pengajar pada 2022 karena, sekitar 2.500 guru di DKI Jakarta pensiun setiap tahunnya.

"Rata-rata pensiun setiap tahunnya 2.500 orang. Saya sudah hitung, pada 2022 DKI Jakarta bisa krisis guru," kata Sopan di Jakarta, Rabu (30/8/2017), seperti diwartakan Antara.

Dia mengatakan perlu ada terobosan dan inovasi baru untuk mengatasi permasalahan kurangnya tenaga pendidik di DKI.

Sopan berpendapat mengatasi kurangnya guru di DKI Jakarta tidak hanya dengan menambah jumlah guru baru yang menggantikan, namun mengubah konsep yang sesuai dengan perkembangan teknologi di masa depan.

"Apakah tetap menggunakan konsep-konsep lama bahwa sekolah harus ada guru, atau seperti pendidikan dari jarak jauh, e-learning," kata Sopan.

Namun Sopan belum bisa memberi gambaran mengenai solusi terkait permasalahan kurangnya guru karena akan ada pergantian jabatan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 dalam waktu dekat.

Konsep pendidikan yang beralih pada e-learning juga pernah dikatakan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir. Namun kala itu, Nasir lebih menekankan pada konsep e-learning untuk perguruan tinggi.

Menurut Nasir, konsep sistem perkuliahan e-learning harus dimulai dari perpustakaan yang lebih banyak menyediakan referensi literasi berbasis digital.

"Untuk pembangunan ini, harapannya perpustakaan ke depan adalah beriorientasi pada e-learning, orientasi pada 'paperless' harus mulai kita desain, kita kembangkan lebih baik," kata Nasir akhir Juli lalu.

Seiring dengan berjalannya waktu, kata dia, perkembangan perguruan tinggi di masa datang tidak lagi mengandalkan gedung-gedung pusat kegiatan dan perkuliahan, tetapi akan berubah menjadi berbasis teknologi informasi.

"Mimpi perguruan tinggi tidak seperti ini, ke depan pasti jadi 'classroomless', borderles, sudah berbasis teknologi informasi. Dengan begitu maka ruang kelas jadi tidak penting lagi," kata Nasir.

Menyusul perubahan tersebut, Menteri Nasir pun meminta para dosen mengubah perilaku dalam sistem pengajaran yang sudah mulai berubah.

Nasir mengatakan bahwa Indonesia mendapatkan tawaran kerja sama dari University of California Los Angeles (UCLA) tentang sistem pendidikan berbasis teknologi informasi.

Baca juga artikel terkait GURU atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra