tirto.id - Sirkuit Internasional Sepang di Malaysia berpotensi menggelar balapan MotoGP 2020 sesuai jadwal, yaitu pada 1 November mendatang. Namun, semua bergantung pada pemerintah setempat. Hal ini tidak terlepas dari penyelenggaran Grand Prix Jerez, seri pertama MotoGP tahun ini yang kemungkinan besar dapat diputar mulai 19 Juli 2020.
Hingga saat ini, pemerintah Spanyol belum memberikan lampu hijau digelarnya Grand Prix Jerez. Meskipun demikian, Dorna sebagai pengelola MotoGP siap menyodorkan protokol khusus penyelenggaraan MotoGP, mulai dari kemungkinan sirkuit tanpa penonton, pembatasan jumlah staf paddock saat balapan, hingga tes COVID-19.
Kesepakatan penyelenggaraan GP Jerez pada 19 dan 26 Juli sendiri sudah diraih oleh Dorna dan Pemerintah Komunitas Otonom Andalusia pada Kamis (7/5/2020). Namun, butuh persetujuan pemerintah Spanyol dan
Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) untuk mewujudkan balapan pertama tahun ini setelah pandemi virus Corona (COVID-19) melanda dunia.
Langkah positif tersebut membuat mantan CEO Sirkuit Internasional Sepang, Razlan Razali, berharap GP Malaysia tahun ini dapat terselenggara. Kendala memang terjadi karena Malaysia saat ini dalam fase lockdown hingga 9 Juni 2020. Namun, Razali menyebut pembicaraan antara pihak sirkuit dengan pemerintah setempat terus berlangsung.
"Sudah ada pembicaraan dengan pemerintah Malaysia, terutama dengan Kementerian Kesehatan. Saat ini pemerintah Malaysia masih menerapkan karantina wilayah, tetapi kami masih terus melakukan pembicaraan untuk tetap menggelar MotoGP 2020," kata Razlan Razali dikutip dari Crash.
Kendati yakin dapat menggelar grand prix tahun ini, Razlan Razali menyebut manajemen harus memperhitungkan potensi pendapatan. Pasalnya, dengan situasi pandemi COVID-19 saat ini, dan peluang Malaysia menerapkan masa 6 bulan tanpa event besar setelah lockdown, Grand Prix Sepang akan digelar tanpa penonton.
Di sisi lain, penjualan tiket balapan selama ini jadi pemasukan utama panitia penyelenggara. Setiap penyelenggaraan GP di Sepang, panitia selalu berhasil mendatangkan lebih dari 100.000 fans, dan jadi salah satu Grand Prix yang dihadiri penonton terbanyak di setiap musimnya.
Kehadiran penonton juga jadi salah satu alasan pemerintah Malaysia selama ini mengizinkan gelar MotoGP karena melimpahnya wisatawan. Jika penonton tidak dapat hadir sebagai dampak pandemi COVID-19, izin dari pemerintah pun diperkirakan akan lebih sulit.
Oleh karena itu, panitia penyelenggara berencana untuk menggelar balapan dengan jumlah penonton terbatas. Mereka pun yakin hal itu dapat dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, dengan biaya akomodasi yang lebih tinggi untuk setiap wisatawan yang hadir.
"Kami sangat bergantung pada pendapatan tiket balapan setiap kali menggelar Grand Prix. Balapan secara tertutup jelas memberi dampak negatif bagi kami secara finansial," tutur Razlan Razali.
"Kami memahami bahwa menggelar balapan tertutup merupakan hal paling masuk akal. Namun, kami masih memiliki waktu cukup banyak untuk mempersiapkan segala sesuatunya [termasuk menggelar balapan dengan penonton]," tambahnya.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Fitra Firdaus