tirto.id - Kota Singkawang merayakan Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili dan Cap Go Meh dengan menggelar berbagai kegiatan. Kegiatan dilangsungkan mulai 20 Januari hingga 6 Februari 2023.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, direncanakan membuka perayaan Tahun Baru Imlek pada 20 Januari 2023. Dalam pembukaan perayaan ini akan ditampilkan beragama seni dan budaya multietnis. Sementara perayaan Cap Go Meh diadakan 5 Februari 2023 dengan menghadirkan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, untuk membukanya.
Rangkaian kegiatan pada perayaan Tahun Baru Imlek 2574 dan Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang dipusatkan di Stadion Kridasana. Sebanyak 108 stan penjualan telah disediakan bagi pelaku UMKM dan sponsor untuk memeriahkan kegiatan. Di sana menjadi ajang pameran UMKM dan produk unggulan Kota Singkawang.
Jadwal Cap Go Meh 2023 Kota Singkawang
Mengutip Media Center Kota Singkawang, ada 12 jadwal kegiatan dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2023 di Kota Singkawang. Berikut susunan jadwal dan alur waktunya:
- Hias kota (15 Januari-10 Februari 2023)
- Lomba hias (Rumah/Ruko dan Lingkungan, 22 Januari-5 Februari 2023)
- Opening Ceremony (20 Januari 2023)
- Pentas Seni Budaya (20 Januari-6 Februari 2023)
- Miniatur Kampung Tionghoa dan Taman Kelinci (20 Januari-6 Februari 2023)
- Expo UMKM dan Promosi Produk/Jasa (20 Januari-6 Februari)
- Festival Kuliner (3-5 Februari 2023)
- Pawai Lampion (3 Februari 2023)
- Ritual Cuci Jalan (4 Februari 2023)
- Festival Cap Go Meh/Pawai Tatung (5 Februari 2023)
- Altar dan Lelang (5 Februari 2023)
- Closing Ceremony (6 Februari 2023)
Apa Itu Cap Go Meh dan Tradisinya di Indonesia
Cap Go Meh adalah festival yang mengiringi perayaan Imlek dan dilaksanakan setiap tanggal 15 malam setelah datangnya Tahun Baru Imlek atau tanggal 1. Mengutip laman Binus, kata Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien. Kata "Cap Go" bermakna angka 15 dan "Meh" berarti malam.
Oleh sebab itu, Cap Go Meh dilaksanakan tepat 15 hari setelah tanggal 1 pada bulan pertama di kalender Lunar. Cap Go Meh menjadi penutup dari perayaan Tahun Baru Imlek. Saat itu juga, posisi bulan tengah menjadi purnama pertama pada awal tahun.
Sejarah tradisi Cap Go Meh setidaknya sudah dimulai tahun 206 Sebelum Masehi. Kala itu, Cap Go Meh dilakukan untuk sebagai bentuk penghormatan untuk Thai Yi yang merupakan dewa tertinggi pada Dinasti Han. Upacara penghormatan dilakukan oleh Biksu Budha dan mereka akan membawa lentera.
Saat itu, perayaan Cap Go Meh hanya dilakukan terbatas pada lingkungan istana saja. Ketika dinasti mulai tumbang, Cap Go Meh menjadi aktivitas tahunan rakyat dan dikenal sebagai tradisi Yuan Xiao Jie atau Festival Lampion (Lentera).
Cap Go Meh di masa sekarang tidak hanya dirayakan lewat Festival Lampion saja. Beberapa daerah di Indonesia menyemarakkannya dengan konvoi barongsai dan naga, hingga pertunjukan Tatung. Tatung akan mempertunjukkan orang-orang dengan kemampuan khusus untuk "dipinjam" jiwanya oleh dewa atau dewi.
Festival Cap Go Meh diyakini sebagian orang Tionghoa sebagai kegiatan penolak bala. Pada tradisi Tatung dan cuci jalan yang biasa ada di festival ini, merupakan bentuk upacara pengusiran roh atau mengunci kembali roh-roh jahat yang berkeliaran di jalan.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis