tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tidak ada intervensi atau campur tangan dari pihak manapun terkait perombakan (reshuffle) kabinet. Pasalnya, hal tersebut merupakan hak proregatif presiden sebagai kepala negara.
“Tidak ada yang dikte-dikte, apalagi?” kata Jokowi saat ditemui di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/4/2016) malam. Hal tersebut ditegaskan presiden saat ditanya mengenai isu perombakan kabinet kerja.
Pria asal Solo, Jawa Tengah ini meminta pada seluruh pihak untuk tidak mengintervensi terkait keputusan jadi atau tidaknya dilaksanakan perombakan kabinet tersebut.
Selain itu, Jokowi juga meminta para menteri sebagai pembantunya fokus pada tugas kerja masing-masing di tengah isu perombakan kabinet. “Semuanya fokus kerja dulu, tidak usah ada yang dorong-dorong, tidak usah,” kata dia.
Sebelumnya, Staf Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan bahwa reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
“Saya kira semua tahu dan teman-teman paham bahwa urusan reshuffle, domainnya ada di presiden, yang tahu saya kira hanya presiden,” kata Johan, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (21/3/2016).
Mantan juru bicara lembaga antirasuah itu menyebutkan setiap saat Presiden Jokowi melakukan evaluasi terhadap para pembantunya di kabinet. “Apakah evaluasi akan berujung pada reshuffle atau tidak, itu presiden yang memutuskan dan yang tahu," katanya.
Isu perombakan kabinet ini mulai muncul kembali saat pengusaha Arifin Panigoro dan Menteri Perdagangan era Susilo Bambang Yudhoyono, M Luthfi bertemu Presiden Jokowi selama 1,5 jam, pada Senin (28/3/2016) lalu.
Lutfi enggan menjabarkan secara detail materi pembicaraan dengan presiden, namun ia mengungkapkan akan ada sesuatu hal pada hari Kamis (31/3/2016). “Ada, nanti tunggu saja hari Kamis. Saya kasih tahu hari Kamis,” kata dia usai bertemu Jokowi pada waktu itu.
Sementara itu, Arifin Panigoro hanya menyebutkan ada pembahasan penting dengan Presiden Jokowi. Namun hingga sore ini keduanya belum tampak hadir kembali di Istana Negara sesuai janji mereka.
Kabar reshuffle kabinet sempat kencang berhembus apalagi ketika presiden bahkan membatalkan rencana kunjungan kerja ke Jawa Timur yang seharusnya dilakukan pada Kamis (31/3/2016) secara mendadak. (ANT)