Menuju konten utama

ISIS Padukan Medsos dan Pendekatan Sosial dalam Perekrutan

Pengamat ISIS Dr. Nico Prucha menyatakan bahwa ISIS menggunakan media sosial yang dipadukan dengan pendekatan sosial sebagai metode perekrutan anggota.

ISIS Padukan Medsos dan Pendekatan Sosial dalam Perekrutan
(Ilustrasi). FOTO/shutterstock

tirto.id - Media sosial kini benar-benar telah menjadi ujung tombak bagi kelompok militan seperti ISIS untuk menarik pengikut dan mengarusutamakan ajarannya. Metode penyebaran paham ini sangat dibantu oleh pendekatan berbasis sosial yang digunakan ISIS.

Hal ini disampaikan oleh pengamat ISIS dari Universitas Vienna, Dr.Nico Prucha, di sela-sela International Summit of the Moderate Islamic Leaders di JCC Senayan, Jakarta, Selasa, (10/05/2016).

"Mereka merekrut anggota baru dari video dan jaringan media sosial yang mereka sebarluaskan," ujar Nico.

Ia mengungkapkan, ISIS biasanya mengunggah dua video dalam sehari. Video tersebut dirilis menggunakan bahasa Arab, untuk selanjutnya diterjemahkan ke bahasa-bahasa lainnya.

"Jadi sebanyak 95 persen menggunakan bahasa Arab dan sebanyak lima persen menggunakan bahasa lainnya seperti Jerman, Belanda, Inggris," jelas Nico.

Nico menyatakan, ISIS memiliki banyak pengikut di kalangan imigran yang berhasil masuk ke Eropa. Hal inilah yang mengakibatkan negara-negara Eropa bersikap antipati terhadap kehadiran imigran muslim di wilayahnya.

Besarnya pengaruh ISIS di media sosial, menurut Nico, juga membentuk opini bahwa ISIS adalah 'Islam yang sebenarnya'. ISIS selalu mendaku sebagai penganut Islam yang paling benar sesuai Al Qur'an dan sunnah Rasul,serta menolak Islam lain yang berbeda dari paham mereka.

"Seperti mereka menolak Islam yang ada di Indonesia, mereka menganggap Islam Nusantara salah karena menjunjung toleransi kepada umat beragama," pungkasnya.

Nico menggarisbawahi, gerakan ISIS ini berbahaya karena menggunakan pendekatan kekerasan dan perang.

Baca juga artikel terkait ISIS

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra