Menuju konten utama

Iran Menjadi Satu-Satunya Pintu Masuk ke Qatar

Iran yang berada di selatan Qatar menjadi gerbang utama untuk masuk ke Qatar setelah diblokade oleh negara Teluk.

Iran Menjadi Satu-Satunya Pintu Masuk ke Qatar
Perempuan Saudi dan anaknya berjalan di depan gerai Qatar Airways di Riyadh, Arab Saudi (5/6/2017). Fayes Nureldinefayes//AFP/Getty Images.

tirto.id - Keretakan hubungan diplomatik antara Qatar dengan negara Teluk seperti Arab Saudi, Bahrain, UAE dan Mesir memengaruhi penerbangan Qatar Airways, maskapai andalan Qatar. Empat negara Teluk tersebut tak hanya melarang maskapai Qatar untuk mendarat tetapi juga melarang untuk melewati wilayah udara dari empat negara tersebut.

Letak geografis Qatar yang diapit oleh Arab Saudi, Bahrain dan UAE membuat maskapai Qatar dalam posisi yang cukup sulit. Qatar terjepit di antara negara Teluk tersebut. Akan tetapi Qatar masih dapat "bernapas" lantaran Iran yang berada di sisi utara tak menutup jalur udaranya bagi maskapai Qatar. Satu-satu bagi Qatar Airways menuju ke negara lainnya akhirnya bertumpu pada Iran.

Sebelum diblokade, Qatar Airways sangat mengandalkan wilayah udara Arab Saudi yang membentang di sisi selatan Qatar. Wilayah udara Arab Saudi sering dilewati Qatar Airways, terutama untuk penerbangan ke negara-negara di Benua Afrika.

Misalnya untuk penerbangan ke Khartoum, Sudan, awalnya dari Doha melewati Arab Saudi, tetapi setelah adanya larangan terbang di willayah udara, Qatar Airways harus terbang menuju Iran lalu berputar ke Oman, melewati Somalia dan Ethiopia baru menuju ke Khartoum.

Wilayah udara Arab Saudi tak hanya berperan untuk penerbangan ke benua Afrika, tetapi juga ke Benua Eropa. Penerbangan Qatar Airways ke Eropa umumnya melintasi udara Arab Saudi. Misalnya penerbangan ke Madrid. Sebelum adanya blokade dari Arab Saudi, Qatar Airways mengambil jalur penerbangan dengan melewati Arab Saudi, Yordania, laut Mediterania menuju ke Madrid, Spanyol.

Setelah diblokade negara Teluk, penerbangan ke Madrid oleh Qatar Airways menggunakan wilayah udara Iran, Turki dan beberapa negara Eropa. Hal itu berdasarkan penelusuran Tirto dapat dilihat dengan mengambil contoh penerbangan Qatar Airways 149 dari Hamad International Airport, Doha, 14 Juni 2017 (09:05 AM) menuju Barajas International Airport, Spanyol.

Sedangkan wilayah udara UAE biasanya dilewati Qatar Airways untuk penerbangan ke Jakarta. Blokade ini juga membuat penerbangan Qatar Airways yang biasanya melewati UAE, terpaksa harus sedikit memutar ke wilayah Iran dan Teluk Oman untuk jalur penerbangan dari Doha ke Jakarta.

Grup yang melacak penerbangan di berbagai negara Flightradar24 juga menunjukkan rute penerbangan Qatar Airways yang terpaksa harus diubah dan dialihkan melalui Iran.

“Banyak penerbangan Qatar Airways ke selatan Eropa dan Afrika melewati Arab Saudi. Penerbangan ke Eropa kemungkinan besar akan dialihkan melalui Iran dan Turki,” kata Flightradar24. “Penerbangan ke Afrika dapat melalui rute Iran dan Oman lalu ke selatan.”

Namun, perubahan pada rute penerbangan Qatar Airways menurut para analis akan berdampak besar pada Qatar Airways. Rute yang sedikit berputar ke arah Iran akan membuat rute perjalanan yang semakin lama.

Misalnya penerbangan dari Doha ke Eropa biasanya ditempuh dalam waktu enam jam kemudian menjadi delapan sampai sembilan jam karena perubahan rute. Semakin lama penerbangan tersebut akan membuat permintaan menurun karena calon penumpang akan lebih tertarik pada penerbangan yang lebih singkat. Sehingga hal itu memengaruhi keuntungan perusahaan penerbangan.

Di sisi lain, peralihan rute Qatar Airways membuat Iran yang awalnya hanya dilewati Qatar Airways pada rute penerbangan ke Asia Selatan misalnya ke Islamabad atau ke Asia Barat seperti ke Azerbeijan, dalam sekejap menjadi wilayah tumpuan bagi maskapai Qatar tersebut untuk keluar dari blokade negara Teluk dan menjadi satu-satunya jalur bagi semua rute penerbangan Qatar Airways.

infografik jalur qatar airways

Tak hanya untuk rute penerbangan, Iran juga memainkan peran penting dalam penyaluran bantuan makanan bagi Qatar yang sangat bergantung pada impor. Setelah diblokade Arab Saudi yang menjadi mitra dagang utama Qatar, tentunya akan mengganggu ketersediaan pangan di negara tersebut. Sudah lebih dari empat pesawat kargo makanan Iran yang telah mendarat di Qatar.

Selain Iran, ada juga Turki yang akan menyumbangkan makanan ke Qatar di tengah kekhawatiran akan berkurangnya pangan di negara tersebut. Lembaga eksportir utama Turki mengungkapkan bahwa negaranya siap memenuhi permintaan pasokan makanan dan air Qatar. Para eksportir gandum Eropa juga menyatakan Qatar membutuhkan pasokan tepung.

"Qatar baru-baru ini membeli sekitar 20.000 ton tepung Rusia yang menurut perkiraan saya sudah sampai beberapa hari terakhir atau akan tiba beberapa hari mendatang," kata seorang pengusaha gandum Eropa.

Blokade Arab Saudi cs terhadap Qatar sesungguhnya hanya akan memberi keuntungan besar bagi Iran. Sebagai negara yang dikucilkan para negara Teluk, posisinya sebagai gerbang bagi Qatar akan membuat hubungan kedua negara makin erat dan sesungguhnya itu bukanlah hal yang diinginkan Arab Saudi yang sejak dulu terlibat permusuhan dengan Iran.

Tak heran, Iran memanfaatkan kesempatan ini dan memberi semua akses wilayah udaranya hingga menurunkan pasokan makanan kepada Qatar dan menjadi “malaikat penyelamat” kala semua tetangga lainnya yang mengapit Qatar memblokade negara tersebut, menyisakan Iran, jalur satu-satunya untuk keluar dan masuk ke Qatar.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN DIPLOMATIK QATAR atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti