Menuju konten utama
Timnas Indonesia U-19

Indonesia vs Zagreb: Alasan Timnas U19 Selalu Kalah dari Tim Eropa

Timnas Indonesia U19 memakai formasi 4-4-2 kendati sulit mencetak gol dan selalu kalah saat melawan tim Eropa.

Indonesia vs Zagreb: Alasan Timnas U19 Selalu Kalah dari Tim Eropa
Shin Tae-yong (kanan) dan Indra Sjafri memakai formasi berbeda saat menukangi Timnas Indonesia U-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

tirto.id - Duel Timnas U19 Indonesia vs Dinamo Zagreb di Kroasia pada Senin (28/9/2020) dapat disaksikan melalui NET serta live streaming Mola TV. Garuda Muda besutan Shin Tae-yong diprediksi akan kembali memakai formasi 4-4-2 kendati sulit mencetak gol dan selalu kalah saat melawan tim Eropa.

Dalam laga-laga uji coba di Kroasia, Shin Tae-yong selalu memainkan 2 striker, ditunjang dari sektor sayap dan dua gelandang di lini tengah, dalam formasi 4-4-2, berbeda dengan era sebelumnya yang identik dengan taktik tiga penyerang.

Shin Tae-yong juga amat minim membongkar pakem dan strategi bermain, kecuali dalam laga kontra Bosnia-Herzegovina. Pada laga yang berakhir dengan kekalahan 1-0 itu, sang pelatih asal Korea Selatan melakukan rotasi besar-besaran.

Duet di lini depan yang biasanya ditempati oleh Irfan Jauhari dan Saddam Gaffar atau Braif Fatari, misalnya, digantikan oleh Jack Brown dan M. Bahril Faresa, saat menghadapi Bosnia-Herzegovina U19.

Membiasakan Formasi 4-4-2

Jika menilik ke belakang, Shin Tae-yong memang terbiasa dengan formasi 4-4-2 kendati tidak menutup kemungkinan mengubahnya menjadi 4-3-3 ketika ingin tampil lebih menyerang.

Saat melatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 silam tatkala bersua Jerman, misalnya, Shin juga mengusung formasi serupa. Hasilnya, pasukan negeri ginseng mampu menumbangkan tim panser dengan skor 2-0!

Pendekatan yang diterapkan Shin Tae-yong kepada anak-anak muda Merah Putih terlihat tidak mudah. Pasalnya, Timnas Indonesia, dari level junior hingga senior, cenderung terbiasa main dengan formasi 4-3-3 atau mengandalkan kecepatan pemain sayap serang.

Jika sebelumnya sektor sayap menjadi kunci permainan Timnas Indonesia, termasuk U19, yang didukung oleh kecepatan para pemain, kini koordinasi antarlini menjadi faktor yang dikedepankan oleh Shin Tae-yong.

Dalam beberapa pertandingan, koordinasi masih menjadi titik lemah. Hal ini terlihat saat menghadapi Bosnia dalam laga pemungkas. Gol bunuh diri Komang Tri menjadi bukti jika koordinasi dan konsentrasi tiap penggawa belum optimal.

“Kami masih banyak PR yang harus diselesaikan. Untuk pertandingan selanjutnya kami ingin pemain dapat berkembang semakin baik lagi,” kata Shin Tae-yong seperti dikutip laman resmi PSSI.

Tingkatkan Produktivitas Gol

Produktivitas gol Timnas U19 Indonesia selama menjalani training camp (TC) di Kroasia masih jauh dari harapan, terutama jika melawan tim dari Eropa.

Dari total 6 laga, Garuda Muda kebobolan 16 gol dan memasukkan 7 gol saja. Namun, jika dirunut dari satu laga ke laga lainnya, terdapat peningkatan yang cukup signifikan.

Dari 7 gol yang dilesakkan ke gawang lawan, seluruhnya dijaringkan ke gawang tim non-Eropa, yakni Arab Saudi dan Qatar.

Saat 3 kali menghadapi tim Eropa yang semuanya berakhir dengan kekalahan, tim muda Merah Putih hanya mampu mencetak sebiji gol, yakni lewat Bagas Kaffa ketika kalah telak dari Kroasia dengan skor 1-7.

Shin Tae-yong menilai, salah satu faktor yang membuat timnya kesulitan melawan tim Eropa yakni faktor perbedaan postur tubuh yang cukup mencolok.

Pemain-pemain Bulgaria, Kroasia, maupun Bosnia-Herzegovina rata-rata tinggi besar, berbeda dengan pasukan Garuda Muda yang berpostur lebih mungil khas orang Asia timur jauh.

Tantangan Taklukkan Tim Eropa

Witan Sulaeman dan kawan-kawan akan kembali melawan tim Eropa, yakni skuad muda Dinamo Zagreb yang merupakan klub legendaris di Kroasia. Shin Tae-yong paham betul problem yang lagi-lagi bakal dihadapi skuad asuhannya.

"Mereka pasti unggul di postur tubuh dibanding kami, namun pemain sudah menunjukkan perkembangan yang bagus bila bermain melawan dengan postur yang lebih tinggi dan besar," tandas Shin Tae-yong, dikutip dari laman resmi PSSI.

Untuk itu, melawan Dinamo Zagreb malam nanti, Shin telah menginstruksikan cara bermain khusus guna menyiasati keunggulan lawan.

“Kami berharap pemain menunjukkan permainan terbaik dan berjuang keras. Kondisi pemain saat ini sudah oke, pemain yang sempat cedera juga sudah sembuh,” kata Shin Tae-yong.

Setelah training camp di Kroasia berakhir, Timnas Indonesia U19 diagendakan bakal kembali menjalani TC di Turki pada Oktober mendatang.

Ketua Umum PSSI, Moch. Iriawan alias Iwan Bule mengatakan pihaknya telah mendapatkan persetujuan dari federasi sepak bola Turki.

Prediksi Susunan Pemain

Timnas U19 Indonesia (4-4-2): Adi Satryo; Pratama Arhan, Rizki Ridho, Komang Tri, Bagas Kaffa; Witan Sulaeman, David Maulana, Brylian Aldama, Beckham Putra; Irfan Jauhari, Saddam Emiruddin.

Dinamo Zagreb U19 (4-3-3): Nikola Cavlina; Domagoj Domic, Moris Valincic, Matej Mamic, Dominik Braun; Martin Baturina, Ivica Vidovic, Ivan Saranic; Bartol Barisic, Andrija Drljo, Moreno Vuskovic.

5 Pertandingan Terakhir Indonesia U19

25-09-2020: Indonesia vs Bosnia 0-1

20-09-2020: Qatar vs Indonesia 1-1

17-09-2020: Indonesia vs Qatar 2-1

11-09-2020: Indonesia vs Arab Saudi 3-3

08-09-2020: Kroasia vs Indonesia 7-1

5 Pertandingan Terakhir Dinamo Zagreb U19

26-09-2020: Dinamo Zagreb vs Lokomotiva Zagreb 1-1

19-09-2020: Sesvete vs Dinamo Zagreb 2-5

13-09-2020: Dinamo Zagreb vs Osijek 2-1

09-09-2020: Rudes vs Dinamo Zagreb 1-3

31-08-2020: Inter Zapresic vs Dinamo Zagreb 0-3

Live Streaming Indonesia vs Dinamo Zagreb

Pertandingan Indonesia vs Dinamo Zagreb dapat Anda saksikan lewat siaran langsung NET TV dan live streaming Mola TV secara gratis.

LINK STREAMING TIMNAS U19 VS DINAMO ZAGREB (MOLA TV)

Baca juga artikel terkait JADWAL TIMNAS U19 atau tulisan lainnya dari Hendi Abdurahman

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Hendi Abdurahman
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Iswara N Raditya