Menuju konten utama

Indonesia Berpotensi Kembangkan Wisata Geopark

Indonesia berpotensi mengembangkan objek wisata geopark karena memiliki warisan geologi unik di dunia yang tersebar di 33 lokasi. Badan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan UNESCO telah menetapkan sejumlah lokasi geopark di Batur, Geopark Sewu yang memanjang dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur menjadi bagian warisan dunia.

Indonesia Berpotensi Kembangkan Wisata Geopark
Sejumlah warga berada di kawasan Geopark Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Minggu (6/12). Kawasan Geopark Batur merupakan kawasan yang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu dari bagian jaringan geopark dunia yang memiliki nilai ekologi yang berfungsi sebagai daerah konservasi dan edukasi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

tirto.id - Indonesia berpotensi mengembangkan objek wisata geopark karena memiliki warisan geologi unik di dunia yang tersebar di 33 lokasi. Badan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan UNESCO telah menetapkan sejumlah lokasi geopark di Batur, Geopark Sewu yang memanjang dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur menjadi bagian warisan dunia.

Berkaitan dengan potensi tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berencana mengusulkan ke UNESCO agar geopark-geopark lain di Indonesia dimasukkan dalam Global Geopark Network.

"Kita akan usulkan empat geopark lain yaitu Kaldera Toba di Sumatra Utara, Merangin di Jambi, Cileutuh di Jawa Barat dan Rinjani di Nusa Tenggara Timur," kata Sudirman saat memberikan sambutan dalam peresmian Museum Geopark Batur,di Kintamani, Bangli, Jumat (1/4/2016).

Menteri ESDM itu menjelaskan pengembangan kawasan geopark termasuk di Batur menandakan Indonesia berkomitmen mendukung kelestarian alam, mempunyai berbagai warisan geologis berkelas dunia, dan memberikan pesan bahwa Indonesia mampu membangun dan mengelola geopark.

Untuk diketahui kawasan Gunung Batur ditetapkan UNESCO sebagai Global Geopark Network pada 20 September 2012. Kawasan Batur dinilai memiliki keunikan khusus yakni terbentuk dari dua kali letusan besar sehingga membentuk Kaldera Batur dan danau vulkanik yang berbentuk bulan sabit dengan panjang 7,5 kilometer dan lebar 2,5 kilometer. Selain itu tercipta kaldera di atas kaldera yang tidak dijumpai di gunung berapi lainnya.

"Geopark ini (Geopark Batur) perlu pengelolaan yang berbasis konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, agar keberadaan tetap berkelanjutan dan mempunyai manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," kata Sudirman.

Sementara itu, Gubernur Bali I Gede Mangku Pastika dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun berharap keberadaan museum ini melengkapi kawasan Gunung Batur sebagai destinasi wisata sekaligus destinasi wisata pendidikan.

"Keberadaan geopark di berbagai dunia telah meningkatkan kunjungan wisata secara signifikan, semoga terjadi juga peningkatan serupa di kawasan Geopark Batur ini sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat," katanya. (ANT)

Baca juga artikel terkait RINJANI atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH