tirto.id - Warga keturunan Tionghoa di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, mengarak barongsai dan naga menjelang Tahun Baru Imlek 2569. Ritual ini bermakna mengurangi hal-hal negatif agar perayaan Imlek dipenuhi sukacita.
"Kami yakini barongsai dan liong [naga] sebagai kepercayaan warga Tionghoa bisa menetralisasi hal negatif sehingga esok hari kami merayakan Imlek dengan sukacita dan bahagia," kata penanggung jawab Vihara Dharmayana Kuta Adi Dharmaja Kusuma di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (15/2/2018).
Prosesi arak lima barongsai dan dua naga itu dilakukan oleh kelompok pemuda barongsai Pusaka Trantra vihara setempat dengan diikuti para warga Tionghoa lainnya.
Kirab yang diyakini menolak bala itu dilakukan dengan berkeliling di sekitar kawasan vihara yakni mulai dari Jalan Blambangan kemudian Jalan Kalianget hingga Jalan Raya Kuta dan kembali ke vihara.
Arak-arakan barongsai dan naga itu menjadi atraksi yang menarik perhatian masyarakat dan wisatawan mancanegara yang saat itu tengah berada di sekitar Kuta.
Sebagian di antara mereka juga mengabadikan momen tersebut dan turut meramaikan suasana Tahun Baru Imlek.
Tradisi ini dikawal oleh petugas kepolisian setempat termasuk dibantu para pecalang atau petugas keamanan adat khas Bali dari desa adat setempat.
Hal itu, lanjut dia, sudah menjadi kebiasaan di antara sesama umat beragama untuk saling membantu satu sama lainnya khususnya saat hari besar keagamaan.
Sebelum menggelar ritual kirab barongsai dan naga itu, warga keturunan Tionghoa tersebut melakukan sejumlah persiapan menyambut Imlek yang jatuh pada Jumat (16/2/2018).
Mereka kemudian melakukan persembahyangan di sejumlah tempat suci di vihara yang didirikan sejak tahun 1750 itu. Pemujaan akan dilakukan hingga 2 Maret 2018 atau Cap Go Meh sebagai penutup Imlek.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra