tirto.id - Apakah Anda pernah bertanya tentang keberadaan kehidupan lain di bawah tanah kita? Atau tentang mahluk-mahluk asing yang hidup sekian ribu tahun?
Ilmuwan telah menemukan ekosistem dari mikroorganisme di bawah permukaan tanah yang berukuran dua kali lipat dari samudra di dunia. Hasil laporan ini di presentasikan dalam forum American Geophysical Union di Washington DC.
Mengutip The Guardian, para peneliti dari Deep Carbon Observatory mengatakan keanekaragaman spesies bawah tanah ini menandingi ekosistem di Amazon dan Kepulauan Galapagos. Tetapi tidak seperti tempat-tempat itu, lingkungan kehidupan bawah tanah sebagian besar masih murni karena belum tersentuh oleh tangan manusia.
Meskipun kondisi di “kehidupan dalam (Deep life)” suhunya sangat panas, tidak ada cahaya dan nutrisi sangat kecil, tetapi para ilmuwan memperkirakan biosfer yang hidup di bawah tanah ini 15 miliar dan 23 miliar ton mikroorganisme, itu ratusan kali berat gabungan setiap manusia di planet ini.
Dunia biosfer bawah ini bervariasi tergantung pada geologi dan geografi. Ukuran gabungan mereka diperkirakan lebih dari 2 miliar kilometer kubik, tetapi ini bisa diperluas lebih jauh lagi di masa yang akan datang.
"Ini seperti menemukan waduk baru di kehidupan Bumi. Kami menemukan jenis kehidupan baru sepanjang waktu. Ternyata Begitu banyak kehidupan ada di dalam Bumi daripada di atasnya," kata Karen Lloyd, seorang profesor dari University of Tennessee di Knoxville seperti dilansir dari The Guardian.
Mahluk-mahluk itu ditemukan dalam sampel tanah yang diambil dalam jarak 3 mil di bawah permukaan tanah dan sampel dari tambang. Hasilnya menunjukkan 70 persen bakteri Bumi dan archaea ada di bawah permukaan, termasuk Altiarchaeales berduri yang hidup di mata air sulfur dan Geogemma barossii, organisme bersel satu yang ditemukan di ventilasi hidrotermal 121C di dasar laut.
Penelitian yang dilakukan selama 10 tahun ini juga menemukan satu organisme yang hidup 2,5 km di bawah permukaan yang telah hidup selama jutaan tahun dan mungkin tidak bergantung sepenuhnya pada energi matahari.
“Hal yang paling aneh bagi saya adalah bahwa beberapa organisme dapat eksis selama ribuan tahun. Mereka aktif secara metabolik dengan energi yang lebih sedikit daripada yang kami pikir untuk mendukung kehidupan,” kata Lloyd.
Hal senada disampaikan Colwell, ahli ekologi mikroba di Oregon State University. Ia menjelaskan rentang waktu kehidupan bawah tanah benar-benar berbeda. Beberapa mikroorganisme telah hidup selama ribuan tahun, hampir tidak bergerak kecuali dengan pergeseran lempeng tektonik, gempa bumi atau letusan gunung.
“Kami berorientasi pada proses yang relatif cepat, yaitu siklus diurnal berdasarkan matahari, atau siklus bulan berdasarkan bulan. Tetapi organisme ini adalah bagian dari siklus yang lambat dan terus menerus hidup dan bergerak pada rentang waktu geologis,” ujar Colwell.
Para ilmuwan mengatakan penemuan mereka dimungkinkan oleh dua kemajuan teknis, yaitu kinerja para ilmuwan untuk terus berlatih untuk sampai di bawah kerak Bumi, dan teknologi mikroskop yang memungkinkan kehidupan mikroba pada tingkat yang semakin maju.
Penelitian ini melibatkan 1.200 ilmuwan dari 52 negara dalam berbagai disiplin ilmu mulai dari geologi dan mikrobiologi hingga kimia dan fisika.
Para ilmuwan tidak menampik terhadap masih banyaknya misteri yang perlu diungkap. Masih banyak yang belum diketahui dan masih bertabur rahasia yang harus diungkap di bawah sana.
"Ada kehidupan di mana-mana, dan di mana-mana ada banyak organisme tak terduga dan menakjubkan," ujar Mitch Sogin dari Laboratorium Biologi Laut Woods Hole.
Editor: Yantina Debora