tirto.id - Hasil semifinal Liga Champions 2018/2019 leg pertama antara Barceloan vs Liverpool yang berakhir dengan skor 3-0 menunjukkan efektivitas permainan pasukan Ernesto Valverde. Kalah dalam penguasaan bola dan jumlah tembakan, Barca membuat tim tamu menderita berat.
Dalam laga yang digelar pada Kamis (2/5/2019) di Camp Nou itu, Barcelona hanya melepaskan 12 peluang, atau tiga lebih sedikit daripada Liverpool. Namun, peluang yang dimiliki tuan rumah tampak lebih merata, 8 di antaranya dari open play, 3 dari set pieces, dan 1 serangan balik.
Sebaliknya, Liverpool mendapatkan 15 tembakan, tetapi 14 di antaranya dari open play, dan hanya satu dari set piece. Tidak ada satu saja tembakan yang lahir dari serangan balik, yang normalnya bisa menjadi andalan tim-tim yang berlaga di Camp Nou.
Dari perbandingan zona tembakan, Barcelona mengirim 25 persen tembakan mereka dari jarak 6 yard, 58 persen di kotak penalti, dan 17 persen sisanya dari luar wilayah terlarang. Sebaliknya, 73 persen tembaakn Liverpool diciptakan di kotak penalti, dan 20 persen dari luar wilayah 18 yard.
Faktanya, meski Liverpool melepaskan 15 tembakan, hanya 4 yang tepat sasaran. 8 sisanya melenceng dan 3 yang lain diblok. Sebaliknya, Barca memang cuma 12 tembakan, tetapi jumlah tembakan ke gawang mencapai lima. Lionel Messi yang mencetak dua gol, mengirim 4 tembakan, 2 tepat sasaran dan 2 diblok.
Jurgen Klopp layak memperbaiki kinerja timnya, karena di leg pertama, Barcelona memumpuk empat gelandang untuk menyerap kekuatan serang The Reds. Arturo Vidal menjadi kunci dengan 4 tekel sempurna dari lima percobaan.
Sementara itu, Liverpool berusaha membuat Lionel Messi di sektor kanan Barcelona tak banyak bicara. Namun, kesalahan dilakukan di sektor kanan tim tamu. Faktanya, 41 persen serangan Barca datang dari sana, wilayah yang dikuasai oleh Jordi Alba dan Philipppe Coutinho. Upaya Klopp memasang Joe Gomez yang lebih defensif dari Trent Alexander-Arnold ternyata tidak cukup.
Ulasan jalannya pertandingan leg pertama itu dapat dibaca pada tautan di bawah ini.
Editor: Fitra Firdaus & Agung DH