Menuju konten utama

Hasil Panen Banyak Rusak, Pemerintah Didesak Atasi Kemarau Panjang

Musim kemarau panjang yang saat ini melanda di beberapa wilayah Indonesia menyebabkan gagal panen. Pemerintah didesak untuk mencari solusi dampak kekeringan ini.

Hasil Panen Banyak Rusak, Pemerintah Didesak Atasi Kemarau Panjang
Warga menggembala kambing di lahan kering yang ditanami padi berusia satu bulan, di Kampung Cimanggu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id - Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional, Anton Muslim mengatakan kekeringan panjang yang dialami Indonesia saat ini turut berdampak pada petani sayur. Ia menyebutkan pangan dalam kategori sayur-mayur dan buah-buahan ini tentu akan terpengaruh sebagaimana dampaknya pada padi.

“Kekeringan panjang pasti berpengaruh ya. Sampai September nanti pasti berdampak ke hasil panen. Terutama persediaan air bagi sayuran,” ucap Anton saat dihubungi reporter Tirto pada Senin (8/7).

Anton mengaku sampai saat ini ia belum mendapat penjelasan apapun terkait langkah pemerintah untuk mengantisipasi dampak musim kemarau ini. Padahal, katanya, sebagaimana pemerintah menyiapkan berbagai langkah untuk beras, tanaman hortikultura juga tetap perlu diperhatikan.

“Saya belum dapat penjelasan dari Kementan. Kan ini harus diantisipasi. Kami dari asosiasi juga mengimbau pemerintah gimana kebijakan untuk menghadapi ini. Ini kan kehidupan petani dan nasib harga-harga nanti,” ucap Anton.

Anton mengatakan kalau pun seandainya pemerintah sudah memiliki antisipasi untuk melakukan penanaman di luar wilayah Jawa untuk mengantisipasi dampak kekeringan ini juga belum tentu menyelesaikan persoalan.

Anton menjelaskan bahwa pemerintah masih perlu memperhatikan nasib petani yang saat ini tidak bisa berproduksi. Baik itu karena ketidaktersediaaan air maupun lahan pertaniannya sudah rusak atau puso.

“Itu bisa aja di-cover dengan produk dari luar Pulau Jawa. Tapi kalau kemudian di Jawa kan ada banyak hektar yang terpengaruh. Jadi gimana nasib petani gak hanya soal produksinya aman saja,” ucap Anton.

Sebelumnya, data Kementan mencatat sekitar 102.654 hektar (Ha) lahan padi tak menerima hujan selama 30 hari terakhir. Akibatnya, sekitar 9.940 Ha lahan padi ini berstatus puso atau tidak dapat berproduksi. Musim kemarau diprediksi masih akan berlanjut hingga September 2019 mendatang.

Baca juga artikel terkait MUSIM KEMARAU atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri