tirto.id - Tidak sekali ini saja dunia melihat perubahan yang digerakkan oleh sosial media. Revolusi Mesir yang terjadi pada tahun 2011 dapat dikatakan merupakan sebuah revolusi yang, salah satunya, lahir karena pergerakan di sosial media.
Ramy El Swissy, salah satu tokoh di balik berdirinya Gerakan Pemuda 6 April yang menjadi motor pergerakan revolusi damai di Mesir, menggunakan Facebook dan Twitter untuk menggerakkan revolusi Mesir.
Tagar #Egypt dan #jan25 – yang digunakan sebagai referensi terhadap mulainya revolusi Mesir – bertebaran di Facebook dan Twitter.
Hasilnya, Husni Mubarak mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 11 Februari 2011.
Indonesia yang memiliki pengguna akun media sosial yang sangat aktif, dengan jumlah 69 juta akun Facebook dan lebih dari 30 juta akun Twitter, juga pernah mencicipi kuatnya pengaruh media sosial pada Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 silam.
Tagar #AkhirnyaMilihJokowi dinilai sukses mempengaruhi preferensi para pemilih yang belum menentukan pilihan mereka pada kala itu, antara Joko Widodo, yang saat itu masih calon presiden, dengan rivalnya Prabowo Subianto.
“Tadinya golput jadi tidak golput karena mendengarkan percakapan temannya, anak-anak muda akan mendengarkan teman, teman ngomong dia akan dengerin, meski belum tentu dia menurut, tapi lama-lama akan mengambil keputusan,” jelas pengamat media sosial Nukman Luthfie mengenai efek sosial media terhadap pemilu presiden kepada BBC.
Sebagai catatan, tagar itu menduduki posisi pertama trending topic dunia di Twitter pada 4 Juli 2014.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara