Menuju konten utama

Harga Telur dan Daging Ayam di Solo Naik Hingga Rp2.000 per Kg

Dalam waktu dua hari, harga telur dan daging ayam di Solo mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.

Harga Telur dan Daging Ayam di Solo Naik Hingga Rp2.000 per Kg
Pedagang berada di salah satu los telur ayam di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (17/7/2018). Tirto.id/Arimacs Wilander.

tirto.id - Harga beberapa kebutuhan pokok seperti telur dan daging ayam di pasar tradisional di Kota Solo, sudah dua hari terakhir mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.

Berdasarkan pantauan di Pasar Sidodadi Kleco Solo, Selasa (2/10/2018), harga telur rata-rata dijual Rp20.000 per kilogram, sedangkan hari sebelumnya hanya dijual Rp18.000 per kg, dan daging ayam dari Rp27.000 per kg kini dijual Rp28.000 per kg, tetapi stok barang masih mencukupi kebutuhan masyarakat.

Lasmini (41) salah satu pedagang di Pasar Sidodadi Kleco Solo mengatakan kenaikan harga daging ayam sudah mulai Senin (1/10) yang rata-rata naik Rp1.000 per kg, sehingga kini menjadi Rp28.000 per kg. Kondisi permintaan normal dan stok barang di pasar masih memenuhi kebutuhan.

Menurut Lasmini, kenaikan harga daging ayam terjadi sudah dari tingkat distributor, sedangkan pedagang di pasar hanya menyesuaikan saja. Namun, kenaikan harga daging ayam tidak diikuti sapi dan kambing yang tetap dijual stabil yakni Rp105 ribu per kg untuk kualitas super, Rp95 ribu per kg kualitas biasa, sedangkan daging kambing dijual Rp88 ribu per kg.

Pedagang lainnya di pasar yang sama, Taufik (37) mengatakan harga telur yang sebelumnya hanya dijual Rp18.500 per kg naik menjadi Rp20.500 per kg. Kenaikan harga telur dari tingkat peternak, sedangkan pedagang di pasar hanya menyesuaikan.

Menurut Taufik, untuk pasokan telur ayam rata-rata masih lancar dan persediaan cukup melimpah. Harga barang kebutuhan pokok lainnya, seperti beras, minyak goreng dan gula rata-rata dijual stabil. Harga beras dijual antara Rp10.500 per kg hingga Rp11.500 per kg tergantung kualitasnya.

Sugiyem, pedagang sayuran di pasar yang sama menjelaskan harga sayuran rata-rata masih dijual stabil, tetapi memang ada beberapa jenis yang mengalami kenaikan karena dampak musim kemarau di daerah sentra produksi seperti Selo Boyolali dan Tawangmangu Karanganyar.

Namun, kata Sugiyem, pasokan barang ke pasar masih lancar-lancar saja meski jumlah sedikit berkurang dibanding saat musim hujan.

Harga bawang merah dijual stabil Rp15.000 per kg, bawang putih Rp22.000 per kg, wortel Rp12.000 per kg, tomat Rp7.000 per kg, kol Rp8.000 per kg, kentang Rp16.000 per kg, cabai rawit merah Rp27.000 per kg, cabai rawit hijau Rp16.000 per kg, dan cabai merah besar Rp24.000 per kg.

Menurut Sugiyem, harga sayuran seperti kentang, kol, tomat dan wortel rata-rata ada kenaikan antara Rp500 hingga Rp1.000 per kg. Hal itu sebagai dampak musim kemarau yang menyebabkan produksi cenderung menurun. Bahkan, banyak petani sayuran di Selo Boyolali yang lahannya ditanami tanaman tembakau.

Terpisah, Giyono (37) salah stau petani sayuran di Desa Jrakah Selo Boyolali saat dikonfirmasi soal kenaikan harga sayuran di daerah sentra produksi seperti Selo Boyolali membenarkan. Harga sayuran naik karena dampak musim kekeringan di daerahnya.

Menurut Giyono, musim kemarau, air sangat sulit diperoleh sehingga mempengaruhi produksi sayuran. Bahkan, petani justru lahannya ditanami tanaman tembakau yang tidak membutuhkan banyak air.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR AYAM

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri