tirto.id - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pasien positif COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah untuk memiliki oximeter. Oximeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
Penggunaan oximeter berkaitan dengan gejala happy hypoxia pada pasien COVID-19. Happy hypoxia adalah penurunan kadar oksigen dalam darah yang mungkin sulit untuk diketahui karena gejalanya minim.
Ketika kadar oksigen darah mulai berkurang, seseorang mungkin mengalami sesak napas, yang juga disebut dispnea. Untuk mendeteksi dini level oksigen menurun, Anda bisa menggunakan oximeter dan mencegah happy hypoxia yang bisa berujung kematian.
Masuknya virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ke tubuh melalui sistem pernapasan, menyebabkan cedera langsung pada paru-paru melalui peradangan dan pneumonia dan berdampak negatif pada seberapa baik oksigen ditransfer ke aliran darah.
Kerusakan oksigen dapat terjadi pada berbagai tahap COVID-19, dan tidak hanya pada pasien sakit kritis yang membutuhkan ventilator.
Namun, di sisi lain, ada pasien COVID-19 bisa memiliki tingkat oksigen yang sangat rendah tetapi tampak baik-baik saja dan kondisi inilah yang disebut happy hypoxia.
Sebelum membeli oximeter, Anda perlu mengetahui merek yang direkomendasikan dan masing-masing harganya. Oximeter dijual dengan harga beragam, mulai dari yang paling murah hingga termahal.
1. Oximeter Biru Fingertip Pulse SpO2
Oximeter ini dijual dengan rata-rata harga Rp100 ribu-Rp200 ribu di berbagai platform belanja online. Oximeter ini jadi yang paling laris karena harganya murah dan persediaan banyak. Menurut review pembeli, oximeter ini bekerja dengan cukup baik.
2. Contec CMS 550 D Oximeter
Salah satu oximeter yang cukup laris dan banyak digunakan juga adalah oximeter Contec. Harganya cukup mahal, yaitu di kisaran Rp500 ribu-Rp600 ribu dan dijual juga di berbagai platform belanja online.
Selain akurat, perangkat ini mudah dioperasikan — Anda hanya perlu menyalakannya, memasangnya, dan menunggu. Ini mengukur saturasi oksigen Anda melalui sensor jari dan menampilkan tingkat saturasi oksigen darah serta detak jantung rata-rata.
Baterai dirancang untuk bertahan hingga 24 jam, dan perangkat mati secara otomatis setelah lima detik untuk membantu masa pakai baterai lebih lama.
3. ACC Pulse Oximeter SP02 Finger
Oximeter ACC ini dijual dengan harga bervariasi, mulai Rp135 ribu-Rp150 ribu di Tokopedia, Shopee, dan situs web belanja online lainnya. Oximeter ini juga terjual banyak dan mendapat review bagus dari para pengguna.
4. Wellue 02Ring Oxygen Oximeter
Ini adalah oximeter dengan harga mahal, berkisar antara Rp4 juta-Rp5 juta. Oximeter ini masuk dalam salah satu rekomendasi merek oximeter terbaik menurut European Respiratory Journal pada tahun 2018.
Oximeter ini umumnya digunakan saat tidur. Jika Anda menderita sleep apnea atau COPD, dokter mungkin ingin Anda memantau kadar oksigen Anda semalaman, dan cincin oximeter ini akan tetap berada di jari Anda lebih baik daripada klip.
Namun, cincin ini harus digunakan bersama dengan mesin CPAP (ontinuous positive airway pressure) atau alat bantu pernapasan, bukan sebagai pengganti.
5. Zacurate
Oximeter dengan merek Zacurate juga masuk dalam daftar oximeter terbaik versi European Respiratory Journal. Oximeter ini dijual dengan harga Rp700 ribu-Rp900 ribuan.
Oximeter ini mampu membaca tingkat saturasi oksigen darah, detak jantung dan memberikan hasil dalam tampilan visual yang sangat sederhana dan bisa dibaca sekilas.
Perangkat ini bisa memberikan hasil dalam 10 detik dengan pembacaan akurat. Alat ini mampu mengambil pembacaan yang sama akuratnya terlepas dari apakah Anda berada dalam pencahayaan alami, di dalam ruangan, atau di ruangan gelap (sesuatu yang mungkin jadi hambatan untuk model oximeter lain).
Cara Pakai Oximeter
Merek dan harga oximeter tergantung pada sensitivitas, keakuratan, dan berbagai kondisi lain. Jika pasien dalam keadaan normal, maka oximeter biasa cukup untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Berikut ini beberapa kondisi yang mungkin mempengaruhi keakuratan oximeter.
1. Hindari cat kuku atau pewarna
Penggunaan cat kuku dapat memengaruhi efektifitas kerja dari oximeter. Warna dari cat kuku dapat menyerap cahaya yang dipancarkan oleh oximeter sehingga mengganggu pendeteksian kadar oksigen dalam darah. Hal tersebut juga berlaku pada penggunaan henna.
2. Hindari cahaya berlebih
Cahaya berlebih dapat mengganggu pengerjaan oximeter sehingga hasilnya akan menjadi tidak akurat.
Contoh dari cahaya yang berlebih adalah sinar matahari secara langsung dan lampu operasi. Selama tidak terpapar cahaya terang secara langsung, oximeter dapat bekerja secara baik.
3. Pergerakan
Setelah oximeter dipasangkan di jari atau telinga, akan lebih baik jika tidak ada banyak pergerakan. Pergerakan pada tubuh yang menyebabkan oximeter ikut bergoyang akan memberikan hasil yang kurang akurat.
Bentuk gelombang dari hasil deteksi akan cenderung tidak menentu dan tidak terdeteksi dengan baik. Oleh karena itu, minimalkan getaran atau gerakan pada tubuh, khususnya jari atau telinga.
4. Perfusi
Perfusi adalah sirkulasi atau aliran darah yang membawa oksigen dari alveoli ke jantung. Beberapa oximeter dapat mendeteksi indikasi aliran darah dalam bentuk angka. Hal tersebut perlu diperhatikan, khususnya pada saat melakukan anestesi atau proses pembiusan.
5. Keracunan karbon monoksida
Dalam beberapa kondisi, oximeter tidak dapat memberikan hasil yang akurat. Salah satunya adalah jika pasiennya mengalami keracunan karbon monoksida yang disebabkan oleh kebakaran atau banyak menghirup asap.
Oleh karena itu, pasien perlu dicek menggunakan alat lain yang lebih canggih.
Jenis Oximeter
Oximeter memiliki dua jenis, yaitu yang ditempatkan pada jari tangan dan telinga.
Untuk oximeter pada jari, pastikan jari yang dimasukkan di antara capit oximeter pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Gunakan jari yang ukurannya sesuai dengan space antara capit oximeter.
Jari perlu diposisikan secara tepat agar sinar atau cahaya oximeter dapat bekerja dengan benar. Dengan begitu Oximeter dapat mengukur kadar oksigen secara maksimal.
Jika menggunakan oximeter untuk telinga, pastikan agar penempatannya sesuai dan tepat, yaitu di tengah daun telinga.
Tingkat oksigen dalam tubuh yang normal berkisar antara 95 hingga 100 persen. Jika kadar oksigen di dalam tubuh seseorang berada di bawah 90 persen, ia dianggap memiliki kadar oksigen yang rendah dan memerlukan tindakan medis, demikian sebagaimana dikutip dari laman Medical News Today.
Editor: Agung DH