Menuju konten utama

GP Argentina 2017: Posisi (Start) Tidak Menentukan Prestasi

Maverick Viñales, yang start dari baris kedua, mampu menjadi kampiun GP Argentina

GP Argentina 2017: Posisi (Start) Tidak Menentukan Prestasi
Maverick Vinales, pembalap Movistar Yamaha Motogp podium pertama di GP Gran Premio Motul de la República Argentina. Foto/motogp.com

tirto.id - Ada pepatah yang berbunyi “posisi menentukan prestasi”. Penggunaan pepatah ini populer di antara pelajar atau mahasiswa hingga saat ini. Konon, jika seseorang duduk di posisi yang strategis saat ulangan berlangsung – entah itu dekat dengan orang yang pintar atau terlindungi dari pengawas untuk mencontek – nilai-nilainya di kelas akan bagus.

Namun, pepatah tersebut tak selamanya benar, setidaknya itu yang terjadi dini hari waktu Indonesia tadi. Maverick Viñales, yang start dari baris kedua, mampu menjadi kampiun GP Argentina. Ini merupakan kemenangan kedua berturut-turut Viñales di musim ini setelah ia memenangi GP Qatar 2 minggu yang lalu. Ia juga berhasil mengulangi prestasi Wayne Rainey di musim balap 1990 sebagai pembalap Yamaha yang mampu memenangi 2 balapan pertama di satu musim.

Penentuan posisi start berlangsung di hari Sabtu, satu hari sebelum balapan dimulai. Sesi kualifikasi untuk kelas MotoGP dimulai dalam kondisi basah, membuat para pembalap tim pabrikan kesulitan untuk menggeber motor mereka secara maksimal. Maverick Viñales, misalnya. Pembalap tercepat di dua sesi latihan bebas hari Jumat ini harus puas start dari posisi ke-6. Rekan setim Viñales, Valentino Rossi, start dari posisi 7. Dua pembalap tim pabrikan Ducati dan Suzuki bahkan harus start di luar posisi 10 besar. Hanya Marquez saja yang bisa menjadi anomali di tengah buruknya performa tim-tim pabrikan saat sesi kualifikasi. Pembalap dengan julukan “The Baby Alien” ini mampu menjadi yang tercepat untuk mengamankan posisi start terdepan.

Kondisi basah rupanya menjadi berkah untuk tim-tim satelit. Karel Abraham yang menunggangi motor Ducati berspesifikasi musim 2015 di luar dugaan berhasil meraih posisi kedua, diikuti Cal Crutchlow yang membalap untuk tim LCR Honda. Posisi empat diisi oleh pembalap tim OCTO Pramac Ducati, Danilo Petrucci. Dari 10 pembalap tercepat di sesi kualifikasi, tercatat 5 di antaranya diisi oleh pembalap tim satelit.

INFOGRAFIK VINALES REVISI

Jalannya Balapan

Berbeda dengan kondisi saat kualifikasi, saat balapan berlangsung kondisi trek berada dalam keadaan kering. Saat balapan dimulai, Marc Marquez langsung melejit dan mempertahankan posisi start pertamanya. Karel Abraham kehilangan posisi keduanya di tikungan pertama dari Cal Crutchlow dan sejak itu ia terus menerus disusul oleh pembalap di belakangnya. Duo pembalap tim pabrikan Yamaha menunjukkan start yang baik, keduanya mampu naik 3 posisi di lap pertama. Viñales bahkan mampu naik satu posisi lagi dengan menyusul Crutchlow di lap kedua.

Kurang bagusnya peruntungan tim-tim pabrikan di sesi kualifikasi terulang di awal balapan. Jorge Lorenzo, pembalap tim pabrikan Ducati, langsung keluar dari balapan setelah motornya tergelincir di tikungan pertama. Marc Marquez yang sempat unggul dua detik dari Viñales tersungkur di tikungan kedua pada lap ketiga. Andrea Iannone dijatuhi hukuman ride through penalty di lap keempat setelah kedapatan melaju sebelum waktunya saat start.

Setelah jatuhnya Marquez, sepuluh pembalap terdepan terbagi ke dalam tiga segmen. Viñales terus melaju menjauhi Crutchlow dan Rossi yang berada persis di belakangnya. Perebutan posisi 4 terjadi antara Petrucci, Pedrosa, Bautista, dan Zarco yang pada sesi kualifikasi start dari posisi 14. Zarco bahkan sempat merangsek ke posisi 5 untuk menempel Petrucci sebelum akhirnya disusul kembali oleh Pedrosa.

Kurang bagusnya peruntungan bagi tim pabrikan kembali berlanjut. Alex Rins dari tim ECSTAR Suzuki tak bisa melanjutkan balapan di lap 11 setelah rasa nyeri saat jatuh di beberapa lap sebelumnya tak bisa ia tahan. Pedrosa yang tengah berada di posisi 4 tergelincir pada lap 13, persis di tikungan tempat Marquez jatuh. Satu lap berselang, Andrea Dovizioso dari tim Ducati juga terpaksa mengakhiri balapan lebih awal setelah motor yang ia tunggangi dihantam motor Aleix Espargaro yang tergelincir di tikungan pertama pada lap 14.

Setelah terus menempel Crutchlow sejak lap 2, Valentino Rossi akhirnya berhasil menyusul untuk mengamankan posisi kedua di lap 18. Setelah susul-menyusul dengan Zarco, Alvaro Bautista dari tim Pull&Bear Aspar Team nyaman di posisi 4 beberapa lap menjelang balapan berakhir. Keseruan menjelang balapan berakhir terjadi di perebutan posisi ke-6. Rekan setim Zarco yang start dari posisi 11, Jonas Folger, sukses menyusul Petrucci.

Setelah 25 lap berlangsung, Maverick Viñales berada di posisi terdepan untuk menjadi juara GP Argentina 2017. Valentino Rossi merayakan balapan ke-350-nya di kelas MotoGP dengan meraih podium kedua. Posisi podium terakhir berhasil diisi oleh Cal Crutchlow yang sejak awal membalap dengan kondisi motor tak optimal karena adanya nyala lampu peringatan di motornya.

Meski tak masuk podium, performa Alvaro Bautista, Johann Zarco, dan tim KTM di GP Argentina ini patut diapresiasi. Bautista yang meraih posisi start ke-10 di sesi kualifikasi mampu terus bersaing dengan pembalap-pembalap di depannya dan finish di posisi 4. Zarco, kandidat Rookie of The Year musim ini yang start dari posisi 14, mampu menunjukkan tajinya setelah berhasil menyelesaikan balapan di posisi ke-5. Sejak turun sebagai tim pabrikan di MotoGP di musim ini, KTM berhasil mendulang poin untuk pertama kalinya setelah dua pembalap mereka, Pol Espargaro dan Bradley Smith, masing-masing finish di posisi 14 dan 15.

Baca juga artikel terkait MOTOGP atau tulisan lainnya dari Arya Vidya Utama

tirto.id - Olahraga
Reporter: Arya Vidya Utama
Penulis: Arya Vidya Utama
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti