Menuju konten utama

Golkar Targetkan Perpendek Jarak Dengan PDIP di Pemilu 2019

Partai Golkar optimistis dapat memperpendek jarak dengan PDIP dan mempertahankan posisi dua dalam Pemilu 2019 mendatang.

Golkar Targetkan Perpendek Jarak Dengan PDIP di Pemilu 2019
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto bersama Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid bersiap memimpin rapat pleno DPP Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (18/7). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Politisi Golkar Bambang Soesatyo menyatakan optimistis Golkar dalam Pemilu 2019 dapat memperpendek jarak dengan PDIP yang menjadi pemenang dalam Pemilu 2014.

"Optimis-lah. Minimal bisa mempertahankan posisi dua. Bisa memperpendek jarak dengan PDIP. Realistis saja lah. Kalau sekarang selisihnya 18 kursi, ya nanti bisa 8 atau 6 kursi lah," kata Bambang kepada Tirto di Komplek DPR Senayan, Kamis (20/7/2017).

Dirinya pun menolak bahwa kasus yang menjerat Setya Novanto akan membuat Golkar terseok menghadapi pemilu dan merusak citra partai tersebut.

"Emang Golkar ada pengaruh dengan itu. Gak ada tuh. Dulu waktu Akbar Tanjung, gak ada urusan. Nomer satu malah," katanya menjelaskan.

Bambang pun menolak Golkar disamakan dengan Demokrat yang terseok setelah terkena badai korupsi Century dan Hambalang yang menjerat sejumlah anggotanya.

"Ya lain Demokrat dengan Golkar. Jam terbangnya kan Demokrat baru berapa tahun, kami sudah puluhan tahun. Dan ini sudah hal biasa kan di Golkar," kata Bambang.

Terkait internal partai, Ketua Komisi III DPR RI itu pun menyatakan partainya sedang dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada gejolak karena kasus Novanto.

"Gak ada masalah. Biasa aja. Kalau ada masalah banyak yang hadir ini. Menilai Golkar itu sederhana, barometernya fraksi saja. Kalau fraksinya santai-santai saja ya gak ada masalah. Karena ujung tombaknya kan fraksi," tuturnya.

Keyakinan serupa juga ditunjukkan oleh Ketua Fraksi Golkar Robert J Kardono. Sebab, menurutnya ada hitungannya tersendiri untuk pemilihan umum.

"Kan ada hitungannya sendiri. Biarkan saja Setnov (Setya Novanto) berproses secara hukum. Di internal juga aman. Kemarin sudah pleno juga kan," kata Robert kepada Tirto di Kompleks DPR Senayan, Kamis (20/7/2017).

Sementara itu, politisi Golkar lainnya, Roem Kono meyebut tidak perlu mencampuradukkan proses hukum Setnov dengan proses pemilu yang akan dihadapi Golkar.

"Biasa itu lah hukum sama politik nggak boleh dicampur aduk," kata Roem Kono kepada Tirto di komplek DPR Senayan, Kamis (20/7/2017).

Perlu diketahui Golkar sendiri mendapatkan 91 kursi di DPR RI pada Pemilu 2014, sementara PDIP sebagai pemenang mendapatkan 109 kursi.

Baca juga artikel terkait PANSUS RUU PEMILU atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yuliana Ratnasari