tirto.id -
"Kami berhati-hati karena Pilkada 2018 ini menjadi penting sekali. Karena beririsan dengan Pemilu 2019 dan memberi dampak pada Pemilu 2019," kata Riza saat dihubungi Tirto, Kamis (30/11/2017).
Riza beralasan Gerindra bisa saja memutuskan calon di awal. Namun, itu sangat riskan karena Gerindra masih butuh membaca arah partai lain dalam menentukan dukungan di tiga provinsi itu.
"Kami kan tidak bisa mengusung sendiri. Harus berkoalisi," kata Riza.
Namun, menurutnya, dalam satu sampai dua pekan ke depan Gerindra akan mengumumkan dukungan resmi di tiga provinsi tersebut. "Semoga dalam satu dua minggu ini beres," kata Riza.
Di Pilgub Jatim, dikatakan Riza, Gerindra membuka dua opsi. Pertama, mendukung salah satu di antara dua pasangan calon yang sudah ada. Kedua, membuat poros baru bersama PAN dan PKS.
"Makanya sekarang kami sedang mengalkulasikan ulang," kata Riza.
Sementara di Pilgub Jabar, kata Riza, ada dua opsi yang kemungkinan diambil oleh Gerindra. Pertama mendukung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. Kedua, mengusung kader sendiri.
"Ya memang ada nama-nama di internal partai yang kami akan coba usung dan siapkan. Ada nama Pak Burhanudin, Mulyadi sendiri DPD Jabar," kata Riza.
Namun, untuk kedua opsi tersebut saat ini menurut Riza, Gerindra masih menimbang elektabilitas dan popularitas nama-nama tersebut.
"Memang Gerindra sudah biasa di akhir kok," kata Riza.
Sebagai catatan, dalam Pilgub DKI 2017 Gerindra juga mendeklarasikan dukungan pada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno satu hari sebelum batas pendaftaran Cagub dan Cawagub di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri