tirto.id - Gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) yang melanda Lombok dan sekitarnya pada Minggu (5/8/2018) malam membuat warga mengungsi. Dedi Satriawan, warga yang tengah berada di Selong, Lombok Timur mengatakan bahwa para warga di tempat tinggalnya tersebut mengungsi ke Masjid Raya Pancor.
"Masih mengungsi di Masjid Raya Pancor karena informasinya ada potensi tsunami," ujar Dedi saat dipimpin hubungi Tirto pada 20.20 WIB.
Menurut pemantauan Dedi, ada sekitar 500 warga mengungsi di Masjid Raya Pancor.
"Hampir seluruh warga kampung sekitar masjid kumpul di sini. Ada sekitar 500 warga lah di sini," ujar Dedi.
Jarak wilayah Pancor ke pantai Labuhan Haji yang terletak di tepi timur Pulau Lombok sekitar 5 km.
"Ada himbuan dari pengurus masjid agar warga tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang mengatakan ada potenai tsunami itu. Warga diminta tetap menjaga lingkungan. Jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi," sebut Dedi.
Gempa yang terjadi di daerah Lombok Utara pada Minggu (5/8/2018) sekitar pukul 19.46 WITA atau pukul 18.46 WIB dideteksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencapai kekuatan 7,0 Skala Richter. Pusat gempa berada pada koordinat 8.37 LS, 116.48 BT dengan kedalaman 15 Km
BMKG sudah mengaktivasi peringatan dini terkait potensi terjadinya tsunami. Selain itu, terdapat pula deteksi tsunami akibat gempa di Carik pada pukul 18.48 WIB dengan gelombang setinggi 0,135m dan Badas pada pukul 18.54 WIB dengan gelombang setinggi 0,100 m.
Pada Minggu (58/2018) Malam, BMKG kemudian menyatakan peringatan dini tsunami akibat gempa bumi sudah berakhir.
"Peringatan dini tusnami yang disebabkan oleh gempa magnitude 7.0, tanggal 5 Agustus 2018 pukul 18:46:35 WIB, dinyatakan telah berakhir," demikian cuitan BMKG melalui akun twitter resmi mereka.
#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:7.0, tanggal: 05-Aug-18 18:46:35 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG pic.twitter.com/UMARNOwovQ
— BMKG (@infoBMKG) August 5, 2018