tirto.id - Gempa bumi dengan kekuatan 6,1 Skala Richter (SR) melanda Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada Jumat (3/8/2018) pukul 12.42 WIB.
Informasi yang dilansir laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Ada pun episenter gempa bumi berada pada 6.14 Lintang Selatan, 132.67 Bujur Timur dengan kedalaman 65 kilometer.
Posisi pusat gempa bumi tersebut berjarak 43 kilometer barat daya Maluku Tenggara, 57 kilometer barat daya Tual-Maluku, 208 kilometer barat laut Kepulauan Aru, 569 kilometer tenggara Ambon-Maluku.
“Di Pulau Kai bagian barat tepatnya Desa Ohoidertawun terasa guncangan cukup kuat selama 2-5 detik. Masyarakat ke luar rumah. Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan,” demikian informasi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho yang diterima Tirto.
Kepulauan Tanimbar merupakan kumpulan pulau-pulau di Kabupaten MTB. Beberapa pulau besar di antaranya Yamdena, Larat, Selaru, Sera, Wuliaru, Nitu, Wotar, Labobar, Molu, Maru dan Fordata.
Sebelum ini, Minggu (29/7/2018), gempa bumi dengan kekuatan 6,4 SR juga mengguncang wilayah Sumbawa, Lombok dan Bali. Gempa tersebut menimbulkan korban jiwa 17 orang dan ratusan lainnya luka-luka serta ribuan rumah dan fasilitas lainnya rusak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku memantau dampak gempa bumi untuk mengantisipasi kemungkinan ada kerusakan bangunan maupun terdampak bagi masyarakat di daerah itu.
Berdasarkan data BPBD Maluku, guncangan gempa terasa dalam kondisi ayunan lemah di Dobo, ibu kota Kabupate Kepulauan Aru. Sementara itu, getaran gempa di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual yang letaknya dekat lokasi justru tidak begitu dirasakan.
"Pastinya masih dilakukan pemantauan maupun pengecekan laporan melalui koordinasi dengan pemkab dan para camat di wilayah gempa yang tidak berpotensi gelombang pasang [tsunami]," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Maluku, Jhon Hursepunny, seperti dikutip Antara.
Dia berharap, tidak ada kerusakan bangunan maupun korban masyarakat akibat guncangan gempa tersebut. Karenanya, masing-masing BPBD diimbau untuk berkoordinasi dengan bupati/wali kota guna mengerahkan seluruh perangkat pemerintahan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang berbatasan dengan Australia dan Timor Leste.
Editor: Yuliana Ratnasari