tirto.id - Kelompok negara G20 akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11-nya di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, 4-5 September 2016. Wakil Menteri Keuangan Cina Zhu Guangyao mengungkapkan bahwa untuk kali pertama pengembangan ekonomi digital akan dibahas secara serius hingga menghasilkan sebuah petunjuk pelaksanaan global demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Petunjuk ini akan diajukan pada pertemuan puncak G20 untuk mendapat persetujuan.
"Rumusan aturan ekonomi digital global harus dapat menjadi petunjuk pelaksanaan keuangan digital yang inklusif. Ekonomi digital telah tumbuh pesat, tetapi baru kali ini dirumuskan aturan dan petunjuk globalnya" ungkap Zhu Guangyao pada Kamis (1/9/2016).
Pertimbangan atas usaha memantapkan ekonomi digital mengacu pada laporan awal Bank Dunia di awal tahun 2016 yang menilai di saat internet, telepon selular, dan teknologi digital lainnya menyebar dengan cepat di seluruh negara berkembang.
Sayang, keuntungan digital yang diharapkan yakni pertumbuhan yang lebih tinggi, pekerjaan yang lebih banyak serta layanan publik yang lebih baik, ternyata masih belum mencapai harapan. Bahkan 60 persen penduduk dunia masih masih tertinggal dari ekonomi digital yang terus berkembang.
Potensi ekonomi digital di Indonesia terbilang sangat besar, namun masih ada banyak tantangan untuk memperoleh 'dividen digital', seperti kurangnya infrastruktur, keterampilan dan regulasi. Google memperkirakan dengan pertumbuhan pengguna internet 19 persen pertahun, Indonesia diramalkan akan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Dari segi konsumen, hari ini masyarakat Indonesia menempati posisi atas di daftar pengguna inernet tingkat global. Indonesia juga salah satu populasi pengguna internet yang pesat berkembang di dunia. Dengan perkembangan sebesar 19 persen per tahun dan diproyeksikan mencapai 215 juta sebelum 2020, dari yang sebelumnya hanya 92 juta di tahun 2015.
Selain perihal ekonomi digital, KTT G20 tahun ini juga membahas tentang reformasi struktural ekonomi terutama menyangkut perdagangan serta investasi global. Kelompok 20 yang mewakili dua pertiga populasi memproduksi 85 persen produk domestik bruto (PDB) dunia dan menguasai 75 persen perdagangan dunia. Indonesia sendiri telah menjadi anggota G20 sejak 2009 dan tidak pernah absen mengikuti forum tahunan tersebut.
Tahun ini kehadiran Presiden Joko Widodo di KTT G20 telah dikonfirmasi oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Soegeng Rahardjo pada resepsi peringatan HUT ke-71 Republik Indonesia di Shanghai, Jumat (27/8/2016).
"Sebagai pemimpin negara ke-16 dengan ekonomi terbesar di dunia, Presiden Jokowi akan hadir dalam KTT G20 di Hangzhou," katanya.
Berdasar keterangan resmi yang diterima Antara, Presiden Jokowi dijadwalkan tiba di Hangzhou pada Jumat (2/9/2016) siang dan langsung mengadakan pertemuan dengan Presiden Tiongkok XI Jinping. Selanjutnya pada Sabtu (3/9/2016) Presiden dijadwalkan bertemu dengan komponen masyarakat Indonesia di Shanghai dan sekitarnya. Namun, pada hari yang sama Presiden Jokowi dijadwalkan berbicara pada forum "Business-20" atau B20.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan