Menuju konten utama

Final Piala Indonesia PSM vs Persija Ditunda: Semua Pihak Rugi

Sikap suporter menjadi penyebab penundaan leg kedua final Piala Indonesia. Namun pada akhirnya bukan cuma klub (PSM dan Persija), suporter pula ikut merugi atas penundaan tersebut.

Final Piala Indonesia PSM vs Persija Ditunda: Semua Pihak Rugi
Pesepak bola Persija Jakarta Marko Simic memegangi kepalanya saat melawan PSM Makassar dalam pertandingan Final Piala Indonesia 2018-2019 leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (21/7/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Untuk kesekian kalinya gelaran Piala Indonesia yang digulirkan PSSI sejak 2018 mengalami penundaan. Kali ini bukan perkara jadwal dan benturan agenda kompetisi yang jadi batu sandungan, melainkan ulah suporter sendiri.

Sabtu (27/7/2019) sekitar pukul 17.30 WITA, alias tak sampai 24 jam sebelum jadwal kickoff partai final leg kedua antara PSM vs Persija di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, bus yang ditumpangi rombongan pemain dan ofisial tim Persija dilempari batu oleh rombongan yang diduga suporter PSM. Bus rusak dan sejumlah pemain terluka akibat lemparan tersebut.

Akibat terkena pecahan kaca bus, Marko Simic terluka di tangannya, sementara bek Ryuji Utomo terluka pada bagian paha. Nasib lebih sial bahkan dialami ofisial Persija bernama Aditya Julistyawan yang terluka serius di bagian mata kanan.

Perlakuan tidak menyenangkan itu sebenarnya sudah didapat skuat Persija sejak Jumat (27/7/2019) malam waktu setempat. Saat menginap di hotel tempat mereka singgah, para penggawa Macan Kemayoran diganggu bunyi petasan dan geberan suara motor dari arah luar.

“Memang betul, kemarin saya tidur dari jam 10 dan saya kebangun karena ada petasan. Ditambah ada motor yang geber-geber,” kata pemain Persija, Riko Simanjuntak saat konferensi pers di Makassar, Sabtu (27/7/2019).

Serangkaian peristiwa tidak menyenangkan itulah yang akhirnya bikin kubu Persija geram. Mereka meminta pertandingan ditunda karena merasa keselamatannya terganggu. Saat menjelang kickoff, Ahad (28/7/2019) siang, para penggawa dan ofisial Macan Kemayoran protes dengan sikap lebih keras: menolak hadir ke stadion. Persija bahkan telah berada di bandara untuk pulang dua jam menjelang kickoff.

PSSI, yang saat dikonfirmasi di Ancol Sabtu (27/7/2019) malam mengatakan belum mengambil sikap. Hanya beberapa jam jelang kickoff, Ahad sore, mereka memublikasikan pengumuman kalau laga Persija vs PSM resmi ditunda.

"Atas dasar pertimbangan keamanan dan kenyamanan, laga final kedua Kratingdaeng Piala Indonesia kami tunda,” tutur Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria.

Bukan Cuma Persija yang Rugi

Mendapati pemainnya terluka, bus rusak, keamanan terancam, hingga perjalanan jauh yang terasa sia-sia, jelas merupakan kerugian besar bagi Persija. Namun, kerusuhan di Stadion Andi Mattalatta tak hanya mengorbankan kepentingan Persija saja.

PSM juga mengalami kerugian tidak kalah besar, khususnya secara materi. Sebab batalnya duel leg kedua kemarin bikin mereka harus mengembalikan pemasukan dari penjualan tiket kepada para penonton.

“Manajemen dan Panpel PSM berkomitmen untuk mengembalikan pembelian tiket yang sudah dilakukan penonton. Untuk teknis pengembalian tiket akan disampaikan sesegera mungkin,” tulis pihak Panpel PSM dalam rilis yang diterima Tirto, Ahad (28/7/2019).

Kerugian itu belum termasuk biaya operasional pertandingan, pengerahan 4.000 personel keamanan, dan sebagainya. Jika ditaksir, kerugian yang dialami manajemen PSM bisa menyentuh miliaran rupiah.

“Ini miliaran bos. Pengeluaran terbesar di pengamanan. Bayangkan, empat ribu personel diumumkan,” tutur Koordinator Tiket PSM, Azis Djarre.

Bukan hanya materi, kerugian lebih besar bagi PSM andai wacana laga leg kedua akan dihelat di tempat netral benar terwujud. Sebab, dengan ketertinggalan agregat 0-1 saat ini, mengalahkan Persija di tempat netral jelas akan jauh lebih berat ketimbang di Makassar.

Wacana bermain di tempat netral mulanya muncul dari usulan Persija. “Reschedule pertandingan di tempat netral saja kalau perlu enggak ada penonton tidak apa-apa, asal aman,” ungkap manajer Persija, Ardhi Tjahjoko.

PSSI belum merespons usulan tersebut. Namun CEO PSM, Munafri Arifuddin mengatakan PSM masih akan terus berupaya mengupayakan supaya pertandingan tetap berlokasi di Makassar.

“Saya menyampaikan kepada pihak PSSI, kalau pertandingan ini ditunda dan diselenggarakan di tempat lain, maka PSM Makassar tidak akan ikut lagi,” ucap Appi, kemarin.

“Kami sudah komunikasikan, bahkan dari tadi malam bapak Kapolrestabes [Makassar] dan juga bapak pejabat wali kota datang berkomunikasi dengan pihak Persija,” tambahnya.

Suporter Juga Merugi

Kerusuhan yang bikin laga PSM vs Persija tertunda memang bermula dari tindakan suporter, namun bukan berarti suporter tak mengalami kerugian.

“Saya datang jauh dari Kabupaten Luwu bersama 150 orang rombongan. Untuk sampai ke Makassar butuh waktu sembilan sampai 10 jam. Kami berharap ada kejelasan soal tiket apakah bisa digunakan lagi di laga lanjutan atau bagaimana,” tutur Haskin, salah seorang suporter PSM asal Kabupaten Luwu seperti dilansir Antara.

Haskin memang sial, tapi setidaknya dia masih bisa meratapi kekecewaan dengan ratusan orang temannya.

Nasib lebih pelik dialami Ali Yusuf, 29 tahun, yang mengaku fans Persija. Ia menempuh jarak jauh dari Palembang ke Makassar seorang diri hanya untuk menonton Persija.

“Saya ke Makassar sendirian. Memang mau nonton karena ini, kan, pertandingan penting ya. Menang sekali lagi atau imbang aja [Persija] udah bisa juara,” ungkapnya saat dikonfirmasi reporter Tirto lewat sambungan telepon, kemarin petang.

Ali meyakini kalau Macan Kemayoran punya kans besar mengangkat trofi usai keunggulan agregat 1-0 di leg pertama. Namun alih-alih menyaksikan pemandangan itu, perjalanan jauh Ali berakhir percuma.

Kesel ya jelas. Tapi, ya, mau gimana lagi, kami penonton enggak bisa berbuat apa-apa kalau sudah ada keputusan,” kata dia.

Ali tak tahu apakah bisa hadir saat final leg kedua PSM vs Persija dihelat di lain kesempatan karena faktor waktu dan keuangan. “Entah bisa nonton atau tidak. Tapi pasti saya berharapnya besok tidak ada orang-orang yang kecewa seperti saya,” tandasnya.

Baca juga artikel terkait PIALA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan