Menuju konten utama

Film "Untuk Angeline" Memuat Pesan Antikekerasan

Film berjudul "Untuk Angeline" yang terinspirasi dari rasa empati surtadara Jito Banyu mengandung pesan antikekerasan terhadap anak. Film ini dibintangi oleh sederet artis papan atas. 

Film
Pemeran film "Untuk Angeline", Kinaryosih (kiri) dan Teuku Rifnu Wikana (kanan) berpose disela acara buka bersama di Depok, Jawa Barat, Sabtu (18/6). Film yang diangkat dari kisah nyata kasus pembunuhan Angeline di Bali itu di antaranya diperankan oleh Kinaryosih, Teuku Rifnu Wikana, Roweina Umboh, Paramitha Rusady, Dewi Hughes, Hans De Kraker, dan Naomi Ivo, akan di rilis pada pada 21 Juli 2016. Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Rasa empati membuat Jito Banyu terinspirasi untuk memproduksi film berjudul “Untuk Angeline.” Bekerjasama dengan PT Citra Visual Sinema, film tersebut akan ditayangkan di bioskop pada 21 Juli. Film yang mengandung pesan antikekerasan terhadap anak ini dibintangi oleh sederet artis papan atas.

"Saya membuat film Angeline ini berawal dari empati saya sebagai seorang ayah, apabila seumpamanya anak saya diperlakukan buruk oleh orang itu seperti apa," aku Banyu, saat singgah di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin, (11/7/2016) sore.

Ia mengaku saat mengunjungi orang tua almarhumah Angeline tidak ada pikiran untuk mengangkat tragedi ini dalam film.

Akan tetapi setelah di lokasi dan berbincang, muncullah keinginan untuk menciptakan film tentang Angeline yang disiksa ibu angkatnya hingga ditemukan telah meninggal dunia.

Keinginan itu pun segera dibuatnya menjadi kenyataan dengan melakukan riset terlebih dahulu di Bali. Di sana ia mengikuti persidangan kasus Angeline, serta mendatangi sekolah almarhumah, dan lain sebagainya.

Setelah riset, ia mengaku menemukan banyak hal, anta lain ungkapan perasaan Angeline saat peringatan Hari Ibu di sekolahnya dalam sebuah puisi. Selain itu, menurutnya, Angeline adalah anak perempuan yang sabar, tidak pernah mengeluh meski mengalami berbagai penderitaan selama tinggal bersama orang tua angkatnya. Bahkan, ketika gurunya melihat adanya bekas luka di beberapa bagian tubuhnya, Angeline tidak pernah menceritakan apa yang sebenarnya dialaminya.

"Melalui film ini, saya ingin menuturkan kepada masyarakat, jangan ada lagi kekerasan terhadap anak. Jangan ada lagi angeline-angeline yang lain," kata sutradara kelahiran Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Banyumas itu.

Melalui film ini, ia berharap orang tua yang semula kurang perhatian pada anaknya akan menjadi lebih menayayngi anaknya setelah menonton film “Untuk Angeline.”

Dia mengatakan penyutradaraan film yang diangkat dari kisah nyata tersebut cukup susah karena ada beban tersendiri, misalnya apakah film itu bisa diterima masyarakat atau justru mendapat penolakan.

Dalam film “Untuk Angeline” artis Kinaryosih berperan sebagai Samidah atau ibu kandung almarhum Angeline, dan Roweina Umboh memerankan Terry atau ibu angkat almarhum Angeline.

"Dua artis tersebut saya pilih tanpa casting karena mereka dianggap cocok untuk memerankan tokoh Samidah dan Terry," katanya.

Sementara sosok Angeline, diperankan oleh Naomi Ivo yang dijaring melalui casting yang diikuti ratusan anak. "Bahkan, Kak Seto pun ikut main dalam film ini," katanya.

Baca juga artikel terkait FILM

tirto.id - Film
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh