tirto.id - Pihak berwenang Filipina mengeluarkan larangan menggantungkan rosario dan pernak-pernik keagamaan di dasbor mobil karena masalah keamanan. Benda-benda keagamaan yang biasanya dipasang di dasbor mobil dianggap mengganggu pengemudi dan bisa jadi penyebab kecelakaan.
Hal ini memicu protes dari Gereja Katolik yang menegaskan benda-benda itu dapat menjadi perantara Tuhan untuk memberikan keselamatan dalam perjalanan di jalanan yang buruk di negara itu.
"Ini adalah reaksi yang berlebihan, tidak sensitif, dan tidak logis," ujar Bapa Jerome Secillano, Sekretaris Eksekutif urusan publik dalam Konferensi Uskup Katolik Filipina, kepada AFP, seperti dikutip dari Antara, pada Senin (22/5/2017).
Larangan tersebut, yang akan berlaku pada Jumat waktu setempat, merupakan bagian dari undang-undang baru yang ditujukan untuk mengurangi gangguan bagi para pengemudi.
Menurut Juru Bicara Badan Regulator Transportasi Nasional Aileen Lizada, tak hanya larangan memasang pernak pernik keagamaan yang diberlakukan, tapi juga larangan berbicara atau mengirim pesan lewat telepon seluler, bersolek, dan makan atau minum kopi sembari mengemudi.
Namun, larangan terhadap penggunaan pernak-pernik dengan lambang keagamaan yang paling menimbulkan banyak kontroversi.
Hampir 80 persen dari 100 juta warga Filipina beragama Katolik, dan pemasangan pernak-pernik keagamaan di dalam mobil di negara itu dianggap dapat memberikan keselamatan bagi pengemudi.
Bapa Jerome Secillano mengatakan benda-benda keagamaan yang dipasang di dasbor mobil bisa memberikan rasa aman bagi para pengemudi.
"Dengan lambang religius ini, pengemudi akan merasa lebih aman, bahwa ada campur tangan Tuhan dan mereka dilindungi," ujarnya.
Piston, asosiasi pengemudi dan pemilik jeepney, juga mengkritik rencana itu, dengan mengatakan tidak ada data yang menunjukkan bahwa rosario dan pernak-pernik keagamaan menyebabkan kecelakaan.
"Jangan ikut campur dengan iman pengemudi," kata presiden Piston George San Mateo kepada AFP.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra