Menuju konten utama

Fenomena Citayam Fashion Week Sudirman dan Mengapa Bisa Viral?

Apa itu Citayam Fashion Week dan mengapa bisa viral di media sosial?

Fenomena Citayam Fashion Week Sudirman dan Mengapa Bisa Viral?
Petugas keamanan dari MRT sedang menertibkan masyarakat yang berkumpul depan pintu masuk MRT Dukuh Atas Jakarta Pusat, senin (4/7/2022). ANtara/Chairul Rohman

tirto.id - Kawasan Sudirman Jakarta Selatan belakangan ini ramai dengan sekumpulan remaja yang bergaya nyentrik dan kekinian.

Anak-anak muda yang sebagian besar berasal dari wilayah Citayam, Depok, Bojonggede, hingga Bekasi ini memadati kawasan SCBD hanya untuk sekadar bercengkeramah atau "ngopi" bersama teman-temannya.

Sekilas, tak ada yang beda dengan tongkrongan anak muda lain seumuran mereka, hanya saja gaya berpakaian muda mudi Citayam ini yang menjadi daya tarik.

Beberapa di antaranya bergaya harajuku, hip hop, hingga cewek mamba dengan outfit monokrom serba hitam.

Kawasan elit SCBD yang biasanya dipenuhi dengan pegawai kantoran, kini berubah menjadi street fashion para remaja-remaja tersebut. Ada juga yang sibuk membuat konten untuk media sosial.

Banyak konten kreator yang meliput fenomena ini, lantas viral di media sosial dan banyak diperbincangkan. Mereka menyebutnya sebagai "Citayam Fashion Week".

Apa Itu Citayam Fashion Week?

Fenomena berkumpulnya anak-anak muda dari luar Jakarta di sekitar stasiun BNI City, Sudirman, Jakarta Pusat, disebut sebagai "Citayam Fashion Week" atau ajang mode jalanan dengan gaya dan dandanan nyentrik.

Fenomena ini terus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Dilansir dari Antara, Dewi Utari, seorang pemerhati mode berpendapat cara berpakaian mereka cukup kreatif sesuai dengan gaya pribadi mereka dan tidak mempermasalahkan kehadirannya di ruang publik.

Wanita yang juga menekuni bidang kuliner kue itu mengatakan, gaya yang ditampilkan oleh para "ABG" itu bisa disebut sebagai street fashion yang cukup unik.

"Dandanan mereka atau siapapun yang ditemukan di jalan betul dinamakan street style, sesuai dengan arti dalam Bahasa Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Guberbur DKI Jakarta Anies Baswedan Anies menyebut fenomena tersebut merupakan bagian dari demokratisasi jalan.

Hal itu diungkapkan Anies menanggapi warga net yang memplesetkan akronim SCBD yang memiliki kepanjangan asli "Sudirman Central Business District" sebagai kawasan pusat perkantoran menjadi Sudirman Citayem Bogor Depok.

Tidak hanya masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas, menurut Anies, seluruh golongan masyarakat berhak menikmati demokratisasi di ruang publik tersebut.

“Bukan saja mereka yang bekerja di kawasan ini yang bisa berjalan kaki leluasa tapi warga Jabodetabek juga menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi satu-satunya di republik ini,” ujar Anies.

Anies menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha mewujudkan kesetaraan melalui konsep TOD Sudirman yang diramaikan keberadaan remaja SCBD tersebut.

Ia menyebutkan Jalan Jenderal Sudirman yang dulunya dipenuhi para pekerja di kawasan itu saja, namun kini telah berkembang dan masyarakat dari wilayah lain turut serta meramaikan juga menikmati kawasan tersebut, salah satunya yang terlihat di Taman Dukuh Atas.

Anies mempersilakan seluruh masyarakat menikmati ruang ketiga yang dibangun Pemprov DKI. Sebab, menurutnya ruang ini merupakan tempat untuk mempersatukan dan menyetarakan warga yang datang memiliki pengalaman baru dari seluruh daerah.

“Kita mencoba membuat ruang yang mempersatukan, ruang ketiga yang menyetarakan, dan biarkan mereka menikmati tempat ini dengan caranya masing-masing,” ucap Anies.

Fenomena ini, juga mendapat perhatian dari media internasional. Salah satunya dari Tokyo Fashion, sebuah media fashion asal Jepang.

Melalui unggahan Twitternya pada 11 Juli 2022, @TokyoFashion mengapresiasi remaja-remaja tersebut.

"Thread keren tentang ribuan anak muda Indonesia yang berdandan di Jakarta Pusat dan menjadi fashion catwalk, tidak seperti Harajuku di Jepang," cuit akun itu.

Media Jepang ini berharap, ada pihak atau akun street snap Indonesia yang mendokumentasikan dan mendukung fesyen anak-anak muda ini, sehingga bisa menginspirasi dalam hal mode.

Tokyo Fashion juga mengungkapkan, awalnya Harajuku Fashion Street juga dianggap nyeleneh dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat setempat, namun kini kehadiran meraka sudah bisa diterima oleh masyarakat.

Citayam Fashion Week

Citayam Fashion Week. twitter/Tokyo Fashion

Tanggapan lain datang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Ia menyatakan, Jakarta adalah kota yang terbuka bagi semua orang, tak terkecuali masyarakat dari Bojong Gede dan Citayam yang viral di media sosial dengan "Citayam Fashion Show".

Bahkan Riza memuji gaya berbusana remaja-remaja yang kerap "nongkrong-nongkrong"di sekitaran trotoar Jalan Sudirman, Stasiun BNI City, Terowongan Kendal dan sekitar Dukuh Atas tersebut.

"Enggak ada masalah, saya lihat juga di medsos, oufitnya, sepatunya keren-keren, produk lokal lagi,"kata Riza dalam rekaman video yang diunggah di akun Twitter @ArizaPatria yang dilihat di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat, (8/7/2022).

Soal "fashion show" di trotoar, Wagub DKI mengatakan, silahkan disesuaikan waktunya. "Itu kan kreasi inovasi anak-anak muda kita, videonya juga keren, anak Bojong Gede (dan Citayam) itu saudara kita dan warga lainnya juga, jadi siapapun boleh main di Jakarta," katanya.

Meski demikian, Riza mengingatkan agar semua masyarakat, bukan hanya yang disebut warga Bojong Gede dan Citayam, untuk menjaga kebersihan dan ketertiban selama berada di Jakarta.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya