Menuju konten utama

Fenomena Artis Korea Bunuh Diri: Kenapa Banyak Idol Akhiri Hidup

Fenomena artis Korea yang bunuh diri dan kenyataan di balik hidup idol.

Fenomena Artis Korea Bunuh Diri: Kenapa Banyak Idol Akhiri Hidup
Peti mati mendiang penyanyi Korea Selatan Kim Jong-hyun, lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun, anggota grup K-pop Korea Selatan SHINee, dibawa oleh anggota grupnya saat anggota keluarganya memegang potret selama pemakamannya di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 21 Desember 2017. (AP Photo/Ahn Young-joon)

tirto.id - Kabar duka kembali menghampiri dunia hiburan Korea Selatan. Aktris Yoo Joo Eun (27) telah meninggal dunia. Pada 29 Agustus, kakak laki-laki Yoo Joo Eun membagikan berita kepergiannya melalui akun Instagram. Kakak Joo Eun juga membagikan surat terakhir dari mendiang.

“Pada tanggal 29 Agustus 2022, Joo Eun telah meninggalkan dunia ini untuk pergi ke tempat yang nyaman. Bagi yang punya waktu, tolong ucapkan selamat tinggal pada Joo Eun di perjalanan. Sesuai permintaan terakhir Joo Eun, saya membagikan postingan ini,” tulis kakak Joo Eun, dikutip Soompi.

Yoo Joo Eun membintangi beberapa drama Korea, di antaranya Big Forest di tvN dan Joseon Survival Period di TV Chosun. Pemakamannya akan diadakan di Rumah Sakit Universitas Ajou. Belasungkawa terdalam disampaikan oleh para penggemar Joo Eun.

(Trigger warning: artikel ini mungkin mengandung konten yang dapat memicu orang-orang yang memiliki pemikiran atau keinginan untuk bunuh diri. Segera hubungi tenaga profesional kesehatan jiwa jika Anda memiliki pemikiran atau keinginan untuk bunuh diri).

Fenomena Artis Korea Bunuh Diri

Yoo Joo Eun bukan aktris Korea pertama yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Beberapa kali para penggemar K-pop sudah dikejutkan dengan kabar meninggalnya idola mereka, seperti Sulli, Goo Hara, Kim Jong Hyun, dan banyak lagi.

Kasus demi kasus bunuh diri di sekitar industri K-pop membuat banyak penggemar marah pada agensi hiburan K-pop. Agensi diduga tidak bertanggung jawab terhadap kesehatan mental para idol dan aktris yang bernaung di bawah mereka.

Saat kematian Sulli diumumkan, Kim Dong-wan, anggota boy band generasi pertama Shinhwa, menulis di media sosial bahwa banyak ketenaran dan uang yang didapat idola K-pop datang dengan mengorbankan kesehatan mental mereka.

"Selebriti bekerja di bawah tekanan ekstrem dan tingkat stres yang mereka hadapi meningkat seiring persaingan yang semakin ketat. Idola K-pop muda khususnya tidak makan atau tidur dengan benar karena jadwal mereka yang padat, namun mereka diminta untuk menyembunyikan emosi," tulis Dong Wan, dikutip Korea Times.

Dong Wan juga menuliskan, para idol diminta untuk menunjukkan sikap positif kepada penggemarnya. Mereka juga diminta tetap tersenyum di depan umum. "Mereka harus seksi tapi tidak boleh berhubungan seks, dan tangguh tapi tidak boleh berjuang untuk apapun," tulis Dong Wan.

Banyak idola yang debut setelah bertahun-tahun bekerja keras sebagai trainee. Namun, setelah debut mereka dihadapkan pada jadwal yang tidak manusiawi yang memaksa mereka untuk bekerja berjam-jam. Mereka tidak memiliki privasi dan terus-menerus menerima komentar jahat dari warganet. Akibatnya, beberapa bintang berakhir dengan depresi atau gangguan kecemasan.

Mina, anggota girl group TWICE, harus menghentikan sementara karier musiknya karena tekanan psikologis dan kecemasan yang ekstrem. Dia tidak dapat berpartisipasi dalam album terbaru grup karena dia didiagnosis dengan gangguan kecemasan.

"Banyak selebriti yang memulai debutnya di usia muda menderita depresi dan kecemasan karena mereka harus hidup di mata publik. Mereka bisa rentan jika mendapat terlalu banyak perhatian," kata Park Jong Seok, kepala dokter di Yonsei Bom Psychiatry di Seoul.

"Mereka melewati masa remaja tanpa mengalami persahabatan yang tulus dan stabilitas dengan kelompok sebaya," tambah Jong Seok.

Menurutnya, hidup di mata publik dapat membuat para selebriti menjadi kurang percaya diri, ketidakstabilan emosi, perilaku obsesif, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi.

"Mereka dapat merasakan rasa kekurangan karena mereka tidak memiliki cukup waktu dengan keluarga dan teman-teman mereka. Obsesi untuk berhasil dan bertahan dalam persaingan yang ekstrem juga dapat menyebabkan rasa rendah diri," ujar Jong Seok.

Menurut Jong Seok, karena jumlah idol dan aktris yang bunuh diri meningkat, inilah saatnya bagi agensi untuk memeriksa sistem pelatihan dan melihat bagaimana mereka dapat membantu mencegah bunuh diri dan lebih memperhatikan kesehatan mental idol mereka.

Disebutkan, agensi-agensi besar di Korea Selatan memang memiliki program kesehatan mental dengan rumah sakit universitas, tetapi tidak berjalan baik karena jadwal selebriti yang sibuk. Depresi sebagian besar berasal dari kelelahan ekstrem dan penting untuk mendiagnosisnya pada tahap awal sebelum menjadi lebih buruk.

_____

Depresi bukan masalah sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk bunuh diri, atau melihat orang terdekat Anda memperlihatkan tendensi tersebut sangat direkomendasikan untuk menghubungi bantuan profesional, termasuk psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Baca juga artikel terkait SULLI MENINGGAL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya