tirto.id - Berdasarkan data yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Indeks Harga Pangan mengalami sedikit kenaikan pada Februari 2017, menandai kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut.
"Rata-rata Indeks Harga Pangan FAO mencapai 175,5 poin pada Februari, merupakan nilai tertingginya dalam hampir dua tahun terakhir, menandai kenaikan 0,5 persen dari nilai Januari yang direvisi dan 17,2 persen di atas tingkat Februari 2016," demikian data yang dirilis FAO sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (3/3/2017).
Disebutkan pula, harga sereal naik 2,5 persen dari Januari, karena meningkatnya harga gandum, sekalipun harga jagung dan beras juga mencatat kenaikan moderat.
Harga daging juga bergerak naik, meningkat 1,1 persen, didukung oleh harga daging sapi yang lebih tinggi karena peternak-peternak di Australia membangun kembali peternakan mereka.
Sementara itu, pada Februari harga gula dilaporkan naik 0,6 persen karena pasokan ketat yang sedang berlangsung di Brazil hanya sebagian diimbangi oleh perluasan penanaman di Uni Eropa.
Dan harga susu sedikit meningkat didorong oleh mentega dan susu bubuk.
Akan tetapi, harga minyak sayur justru melawan tren, menurun 4,1 persen di tengah melambatnya permintaan impor global untuk minyak sawit bersama dengan perkiraan penanaman kedelai yang lebih luas untuk Brazil dan Argentina, dua negara pengekspor penting.
Rilis indeks FAO berikutnya, yang didasarkan pada sekeranjang 55 barang dan 73 kutipan harga dalam lima kelompok komoditas pangan utama, akan dirilis pada 6 April.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari