tirto.id - Kotak hitam (Black Box) kedua pesawat China Eastern Airlines sudah berhasil ditemukan baru-baru ini. Sedangkan kotak hitam pertama sudah ditemukan pada Rabu, 23 Maret 2022.
Sebelumnya, pesawat itu jatuh dari langit, menabrak lereng gunung di China selatan dan jatuh di wilayah Guangxi. Kedua kotak hitam itu sedang dianalisis pihak berwenang.
ABC Newsmelaporkan, pesawat itu membawa 123 penumpang dan sembilan awak, tapi tak ada satu pun yang selamat dari insiden itu.
Ditemukannya kotak hitam itu telah dikonfirmasi oleh pejabat Administrasi Penerbangan Sipil China. Ia mengatakan, bagian luar pelindung kotak itu mengalami kerusakan parah.
Untuk pertama kalinya, pihak berwenang mengakui, di lokasi kecelakaan ditemukan sisa-sisa manusia.
Berdasarkan data awal, Boeing 737-800 itu jatuh dari ketinggian 29.000 ke 8.000 kaki, kemudian jatuh bebas dan meledak. Sebuah video sempat menunjukkan pesawat itu menukik ke tanah.
Pejabat China mengatakan, pesawat itu jatuh setelah lepas landas dari Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, China dan akan berangkat menuju Guangzhou, sebuah kota pelabuhan di barat laut Hong Kong.
Pengendali lalu lintas udara sudah berkali-kali mencoba menghubungi awak pesawat ketika mereka menyaksikan pesawat turun dengan cepat, tetapi tidak dapat memulihkan komunikasi dengan awak sebelum kecelakaan.
Bagian Mesin Pesawat Sudah Ditemukan
Al Jazeera melaporkan, saat mencari kotak hitam kedua pesawat, tim penyelamat di China menemukan bagian mesin pesawat penumpang.
Kotak hitam pertama berisikan perekam suara kokpit. Pejabat Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) mengatakan, materi rekaman itu sedang dikirim ke Beijing untuk dianalisis.
Kemungkinan besar, perekam suara kokpit itu akan memberikan informasi untuk penyelidik terkait rincian komunikasi antara tiga pilot yang berada di pesawat tersebut.
Menurut situs pelacak penerbangan FlightRadar24, pesawat itu sempat terlihat menarik diri dan menukik sebelum jatuh lagi ke lereng bukit berhutan lebat di daerah pegunungan Guangxi di Cina selatan.
Pihak berwenang China mengatakan, pilot yang ada di pesawat itu tidak menanggapi panggilan berulang dari pengontrol lalu lintas udara selama penurunan cepat.
Seorang pejabat China Eastern mengatakan, kapten penerbangan itu direkrut pada Januari 2018 dan memiliki pengalaman terbang 6.709 jam, sedangkan perwira pertama dan kedua masing-masing memiliki 31.769 jam dan 556 jam.
Maskapai mengatakan, co-pilot adalah seorang pengamat yang sudah membangun banyak pengalaman, tetapi mereka tidak mengungkapkan nama-nama pilot itu.
Akan tetapi, seorang pakar penerbangan mengidentifikasi kapten pesawat itu adalah Yang Hongda, putra seorang kapten China Eastern.
Sedangkan perwira pertama adalah Zhang Zhengping yang merupakan seorang pilot dengan 40 tahun pengalaman dan membimbing pilot lainnya, demikian seperti dilaporkan Phoenix Weekly.
Akan tetapi, China Eastern tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. Sampai saat ini, para korban belum ditemukan, tetapi para pejabat mengatakan, sisa-sisa manusia telah ditemukan.
Editor: Iswara N Raditya