tirto.id - Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin mengatakan, negaranya akan membentuk 100 ribu-150 ribu pasukan sukarelawan untuk mempertahankan teritorial, bahkan jumlahnya bisa lebih dari itu bila diperlukan. Idealnya, kata Khrenin, paramiliter itu ada di setiap desa dan kota.
Sebelumnya, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko memerintahkan agar membentuk pasukan pertahanan teritorial sehingga semua orang bisa “menggunakan senjata” dan siap menghadapi tindakan agresi serta menjaga ketertiban umum.
"Situasinya tidak mudah. Saya telah mengatakan lebih dari sekali: setiap orang—tidak hanya seorang pria—setidaknya harus mampu menangani senjata," kata Lukashenko seperti diberitakan Reuters, Selasa, 21 Februari 2023.
“Setidaknya untuk melindungi keluarganya, jika diperlukan, rumahnya, sebidang tanahnya sendiri dan—jika perlu—negaranya," lanjut Presiden Belarusia.
Belarusia Sempat Suarakan akan Gabung Perang?
Sebagai catatan, pada Oktober 2022 lalu, kantor berita Rusia, TASS melaporkan, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko sempat menyuarakan kekhawatiran dan menyebut: ada kemungkinan negaranya bergabung dengan operasi tempur, bahkan telah mengirim hingga 15.000 tentara ke perbatasan Belarusia.
“Dengan kata lain, Ukraina tidak hanya membarikade dirinya sendiri. Ia telah membangun tembok. Ia terus-menerus melakukan pengintaian optik, radio-elektronik, dan radio-teknis terhadap wilayah, pasukan, dan fasilitas kita," ungkapnya.
"Seringkali drone mereka melanggar perbatasan negara. Di pada saat yang sama, mereka tidak pernah berhenti khawatir: 'Bagaimana jika Belarus berperang?' Ada provokasi terus-menerus di perbatasan," kata Lukashenko.
Baru-baru ini, kembali Lukashenko mengatakan, pasukannya hanya akan berperang kalau diserang duluan. "Jika terjadi tindakan agresi, responsnya akan cepat, keras, dan tepat," kata Lukashenko.
Menurut data International Institute for Strategic Studies' Military Balance 2022, jumlah tentara profesional di Belarusia sekitar 48 ribu pasukan, sedangkan 12 ribu tentara berada di perbatasan.
Masih dilaporkan Reuters, Presiden Lukashenko adalah penguasa terlama di Eropa. Dia sudah memimpin Belarusia selama 28 tahun. Tetapi secara politik dan ekonomi, dia bergabung pada dukungan Rusia.
Presiden Vladimir Putin pernah membantunya bertahan dari protes massa pro-demokrasi pada tahun 2020 lalu.
Hubungan kedua pemimpin Belarusia dengan Rusia itu telah memicu ketakutan Ukraina kalau “Putin akan menekan Lukashenko untuk bergabung dengan serangan darat baru dan membuka front baru dalam invasi Rusia ke Ukraina.”
Di sisi lain, Amerika Serikat dan Jepang kompak akan memberikan bantuan bagi Ukraina berupa bantuan pertahanan militer hingga keuangan yang mencapai 5,5 miliar dolar AS.
Hal itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken memperingatkan China terkait rencana menyuplai senjata kepada Rusia untuk berperang dengan Ukraina.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin, 20 Februari 2023, menjanjikan bersama sekutunya di seluruh dunia akan memberikan sekitar 700 tank dan ribuan kendaraan lapis baja lainnya kepada Ukraina.
Editor: Iswara N Raditya