tirto.id - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengkritik cara Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde ke Indonesia, pada Senin kemarin (26/2/2018).
"Ya IMF ini kok dibuat seperti kedatangan raja gitu lho. Padahal IMF ini adalah institusi yang menghancurkan ekonomi negara kita 20 tahun yang lalu," kata Fadli di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (27/2/2018).
Menurut Fadli, pendantanganan Letter of Intent antara Presiden Soeharto dan IMF telah membuat perekonomian Indonesia terpuruk pada 1998. Padahal, menurut dia, saat itu Indonesia disebut oleh Bank Dunia sebagai east miracle di bidang ekonomi. Fadli juga menuding IMF dengan program talangan dananya telah menyebabkan ekonomi sejumlah negara di Amerika Latin memburuk.
Karena itu, Fadli menilai cara Jokowi memberikan sambutan terhadap kedatangan Christine Lagarde bersama delegasinya berlebihan dan tidak tepat.
Kritik Fadli juga tertuju pada keputusan pemerintah bersedia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, pada Oktober 2018 mendatang. Apalagi, dia mencatat, penyelenggaraan forum itu menelan biaya sekitar Rp1 triliun.
"Memangnya kita ini negara EO apa? Event organizer? Kan bukan. Jadi seharusnya itu dibatalkan saja, lebih baik itu dananya dibuat untuk yang lain," kata Fadli.
Pada Senin kemarin, Presiden Jokowi menggelar pertemuan resmi dengan Christine Lagarde di Istana Merdeka, Jakarta. Usai pertemuan tersebut, Jokowi mengajak Lagarde mengunjungi Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta untuk melihat praktik sistem jaminan kesehatan nasional.
Kemudian, Jokowi juga mengajak Lagarde mengunjungi Pusat Grosir Tanah Abang. Saat mendatangi Pasar Tanah Abang, Jokowi juga didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Jokowi mengaku mengajak Lagarde berkunjung ke Pasar Tanah Abang untuk memperlihatkan kekuatan sektor ekonomi mikro, kecil dan menengah Indonesia kepada petinggi IMF tersebut.
Saat tiba di Pasar Tanah Abang Jakarta sekitar pukul 11.05 WIB, rombongan ini menjadi pusat perhatian para pedagang dan masyarakat yang berada di kawasan pusat grosir terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Mereka kemudian berkeliling dan beberapa kali mampir ke kios-kios pakaian. Lagarde mengaku terkesan dengan kekuatan industri tekstil di Indonesia. Ia pun terkesan dengan para pekerja di Tanah Abang yang kebanyakan perempuan.
Menurut Lagarde, dua hal tersebut menunjukkan perkembangan iklim ekonomi yang pesat. Ia yakin perekonomian Indonesia ke depannya bisa semakin maju karena ekonomi global pun sedang berjalan jauh lebih baik tahun ini. Dengan iklim ekonomi seperti sekarang, Lagarde menilai Pemerintah Indonesia seharusnya bisa mencari keuntungan untuk percepatan pembangunan.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom