tirto.id - Heri Maja Kelana menulis dalam catatan hariannya: “Penyair adalah pekerja malam, sedangkan malam adalah teman para pejalan.” Pernyataan Heri tidak semata merepresentasikan kegemaran dirinya—pengajar Home Schooling Taman Sekar Bandung tersebut adalah penulis puisi—namun juga mewakili suara hati orang banyak mengenai malam. Momen yang menakjubkan sekaligus sarat misteri dalam kehidupan.
“Aku terlalu mencintai bintang-bintang ketimbang takut pada malam,” kata Sarah Anne Williams, pengarang Amerika. Sementara salah seorang sastrawan besar Rusia, Leo Tolstoy, suatu ketika mengatakan: “Semakin gelap malam, semakin terang bintang-bintang. Semakin dalam kesedihan, semakin dekat seseorang pada Tuhan.”
Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan: bagi para penulis, malam adalah saat-saat yang kaya akan inspirasi. Lantas bagaimana dengan seniman atau kreator lainnya? Pada Juni 1889, di ruang sanatorium tempatnya dirawat, Vincent Van Gogh melahirkan “The Starry Night”, lukisan impresionis mengenai suasana langit menjelang fajar dengan taburan bintang dan sebuah desa di kejauhan. “Lukisan itu digadang-gadang sebagai magnum opus Vincent Van Gogh,” tulis situs vincentvangogh.org.
Zaman berganti dan tidak setiap orang tumbuh sebagai seniman. Walau demikian, keterpesonaan manusia kepada malam tiada habisnya. Zaman demi zaman melahirkan aneka perangkat baru dan lewat perangkat-perangkat itulah ketakjuban sekaligus kecintaan terhadap malam dilestarikan, salah satunya lewat kamera. Kamera telepon pintar.
“Hasil penelitian OPPO akan kebutuhan anak muda kelas menengah di Indonesia menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menggemari selfie, tapi juga menyukai fotografi portrait, khususnya yang diambil malam hari,” kata Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia. Selain itu, kalangan tersebut juga memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dan gemar bersosialisasi.
Maka, untuk memenuhi kebutuhan tersebut pihak OPPO pun meluncurkan F11 Pro—perangkat yng dilengkapi kamera belakang ganda 48MP + 5MP dan kamera depan model rising camera 16MP dengan fitur ultra night mode.
“Seluruh fitur kamera tersebut memungkinkan pengguna untuk menghasilkan foto yang jernih walaupun dalam kondisi minim cahaya, serta memungkinkan mereka untuk mengabadikan momen-momen berkesan dalam hidup mereka,” kata Aryo, menambahkan.
OPPO F11 Pro memiliki RAM 6GB dan kapasitas penyimpanan internal 64GB yang dapat diperluas hingga 256 GB dengn mircoSD. Prosesornya adalah MediaTek Helio P70 CPU, sistem ColorOS 6 teranyar, serta dilengkapi teknologi Hyperboost yang mampu memaksimalkan mesin akselerasi perangkat. Adapun kapasitas baterainya, 4.000mAh, dilengkapi dengan teknologi VOOC Flash Charge 3.0 yang sanggup mengisi penuh daya dalam waktu 80 menit.
“Semua spesifikasi di atas disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup anak muda sekarang,” kata Aryo. Saat dijual pertama kali pada Sabtu (23/3), Aryo menyebut jumlah pre-ordernya melampaui target yang ditetapkan. “Jika dibandingkan dengan penjualan model sebelumnya, F9, perangkat F11 ini mengalami peningkatan hingga 200%. Kami sangat berterimakasih atas respon baik masyarakat Indonesia.”
OPPO F11, tersedia dalam dua pilihan warna—Thunder Black dan Aurora Green—dibandrol Rp.4.999.000. Kehadiran perangkat tersebut juga menandai babak baru top of mind produk OPPO di pasaran. “Selama ini produk-produk kami identik dengan Selfie Expert. Lewat Brilliant Potrait, kami ingin menunjukkan bahwa kami juga unggul untuk foto-foto portrait, baik siang maupun malam hari,” pungkas Aryo.
Kondisi minim cahaya kerap menjadi tantangan bagi pemburu foto-foto malam. Sekarang, dengan Oppo F11 dalam genggaman, bahkan 1000 kunang-kunang dapat Anda abadikan sekali jepret.
“Kameranya oke. Fitur editingnya juga terbilang praktis untuk ukuran smartphone. Perangkat ini bisa memberikan gambaran dramatis untuk foto-foto malam,” komentar Hafitz Maulana, fotografer profesional.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis