Menuju konten utama
Liga Indonesia

Ezechiel NDouassel dan Perjudian Ketiga Persib

Persib Bandung merekrut kapten tim nasional Chad, Ezechiel NDouassel. Ini merupakan perjudian ketiga Persib setelah kegagalan Juan Belencoso dan Carlton Cole.

Ezechiel NDouassel dan Perjudian Ketiga Persib
Striker baru Persib Bandung, Ezechiel N'Douassel berfoto bersama manajer Persib Bandung Umuh Muchtar di Graha Persib, Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/8). ANTARA FOTO/Agus Bebeng

tirto.id - "Saya senang dan menikmati pertandingan. Semoga lebih baik lagi ke depannya," ucap Ezechiel NDouassel usai laga Arema FC melawan Persib Bandung dalam lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia di Malang, Sabtu, 12 Agustus 2017 lalu, yang berakhir dengan skor 0-0.

Kapten tim nasional Chad ini dimasukkan pada akhir babak pertama, menggantikan Tantan yang cedera. Debutnya berjalan cukup apik kendati belum mencetak gol. Dari 4 shots on target yang diciptakan Persib di Kanjuruhan malam itu, satu di antaranya terlahir dari sepakan Ezechiel.

Ada harapan sekaligus beban berat yang disematkan di pundak bomber jangkung ini sejak diresmikan sebagai pemain Persib. Ezechiel diwajibkan menjadi penyumbang gol utama bagi tim Maung Bandung. Jika tampil payah, bukan mustahil nasibnya akan serupa dengan Carlton Cole yang baru saja didepak.

Jejak Pahit Belencoso & Cole

Ketika Carlton Cole resmi digaet Persib pada awal musim kompetisi lalu, bobotoh menyambutnya dengan dilema. Di satu sisi tentu senang karena pemain ini sebenarnya bukan striker sembarangan. Carlton Cole adalah mantan bomber West Ham United di Premier League dan telah menjadi legenda hidup bagi publik The Hammers. Selain itu, Cole juga pernah memperkuat tim nasional Inggris.

Namun di sisi lain, kenangan pahit akan sosok penyerang sebelumnya, Juan Belencoso, masih membekas. Striker asal Spanyol ini diboyong Persib dari klub Hongkong, Kitchee SC, dengan harga yang tidak murah. Bahkan, Belencoso disebut-sebut menjadi pemain dengan nilai transfer dan gaji tertinggi di kompetisi Indonesia Soccer Championship A (ISC A) 2016 waktu itu.

Situs Transfermarkt (10 Maret 2016) menyebut Belencoso memiliki harga jual 400 ribu euro atau sekira 6 miliar rupiah, meskipun tidak menutup kemungkinan Persib menebusnya dengan mahar sedikit di bawah nominal tersebut. Untuk gaji, Belencoso mendapatkan tidak kurang dari 1,5 miliar rupiah.

Dana untuk mendatangkan Carlton Cole pastinya lebih besar dari Belencoso, begitu pula dengan gajinya. Transfermarkt (19 Oktober 2016) mencantumkan harga alumni Chelsea ini mencapai 1,25 juta euro atau sekitar 18 miliar rupiah kendati lagi-lagi Persib tentunya tidak harus membayar sebesar itu.

Baca Juga:

Namun, dua perekrutan besar Persib ini justru berbuah kerugian. Baik Belencoso maupun Cole sama-sama nihil gol di kompetisi yang dianggap resmi. Padahal, keduanya pernah menjadi predator tangguh sebelum bergabung dengan tim Maung Bandung.

Simak torehan gol Belencoso di Kitchee SC dari 2013 hingga 2015. Sebanyak 30 gol dari 39 laga telah dilesakkannya di kompetisi domestik, itu belum termasuk golnya di AFC Cup 2014 dan Liga Champions Asia 2015 yang mencapai 16 gol dari 21 penampilan.

Carlton Cole? Ketajamannya memang mulai menurun setelah pergi dari Premier League selepas musim 2014/2015. Namun, selama berkarier di Liga Inggris sejak 2001/2002 bersama Chelsea, Wolverhampton Wanderers, Charlton Athletic, Aston Villa, dan West Ham, Cole telah mengoleksi 68 gol, baik di liga maupun di ajang lainnya.

Lantas, apakah nasib Ezechiel NDouassel di Persib akan sama seperti Juan Belencoso dan Carlton Cole? Atau justru sebaliknya?

Masalah Akut Klasik: Crossing Buruk!

Keputusan Persib mendatangkan Ezechiel NDouassel sejatinya tidak terlalu memuaskan, karena bisa saja blunder transfer yang pernah terjadi pada Juan Belencoso dan Carlton Cole terulang kembali. Terlebih, Ezechiel berpostur tubuh tinggi seperti dua pendahulunya itu. Tinggi badannya mencapai 193 cm, bahkan lebih jangkung dari Cole (191 cm) dan Belencoso (187 cm).

Yang lagi-lagi menjadi masalah, hampir semua pemain sayap Persib bukan tipikal pemberi umpan silang yang baik, sebut saja Tantan, Shohei Matsunaga, Billy Keraf, bahkan Atep maupun Febri Hariyadi, juga Raphael Maitimo yang terkadang main melebar. Begitu pula dengan para bek sayapnya macam Supardi Nasir, Tony Sucipto, Wildansyah, Henhen Herdiana, hingga Wildansyah.

Tak percaya? Tengok statistiknya di situs resmi Liga 1 Indonesia 2017.

Hingga pekan ke-18, akurasi crossing Tantan, Shohei Matsunaga, Atep, dan Raphael Maitimo sama-sama hanya menyentuh 23 persen. Adapun Febri Hariyadi dan Billy Keraf masing-masing 30 persen dan 50 persen. Namun, keduanya jarang tampil penuh, Febri harus bolak-balik ke Timnas Indonesia U22, sementara Billy tidak selalu menjadi pilihan utama.

Baca Juga:

Untuk para full back, Supardi Nasir bisa dijadikan ukuran utama mengingat jumlah pertandingannya lebih banyak ketimbang yang lain. Dari 16 pertandingan Liga 1 2017, akurasi umpan silangnya hanya 29 % persen dan menghasilkan 1 assist. Bek senior lainnya, Tony Sucipto, bahkan cuma mencatatkan angka 20%.

Dengan situasi yang begini, kedatangan Ezechiel NDouassel tak pelak memunculkan pertanyaan sekaligus kekhawatiran. Tinggi badan 193 cm tentu saja paling efektif untuk membobol gawang lawan lewat bola-bola atas jika sayap Persib punya kualitas crossing yang lebih terukur. Namun, itu tidak terjadi ketika ujung taring Maung Bandung dihuni oleh Juan Belencoso, bahkan Carlton Cole.

infografik ezechiel

Sosok Bomber Ideal Persib

Bobotoh barangkali hanya bisa berharap, semoga Ezechiel NDouassel tidak hanya diandalkan lewat kepalanya saja, tapi juga striker yang kuat menahan bola, bahkan kalau bisa mampu melakukan dribble, atau setidaknya punya kengototan, untuk membongkar pertahanan lawan. Dan, sebenarnya, karakter tersebut ada pada sosok Reinaldo Elias Da Costa.

Bomber Australia berdarah Brasil ini tingginya 194 cm, berbadan kekar, dan telah mencetak 9 gol untuk PSM Makassar hingga putaran pertama Liga 1 2017 lalu. Persib sempat tertarik untuk merekrutnya. Namun, kesempatan itu ternyata dilewatkan begitu saja. Reinaldo justru digaet Persija dan langsung mencetak gol di laga debutnya untuk rival abadi Persib itu.

Selain Reinaldo, pilihan ideal lainnya juga ada pada Ilija Spasojevic alias Spaso yang pernah menjadi striker utama Persib pada 2015 sebelum Belencoso masuk. Tapi, lagi-lagi entah kenapa, Spaso batal kembali ke Persib meskipun ia sangat menginginkannya dan kini menjadi milik Bhayangkara FC.

Persib semestinya bisa juga mendatangkan Thiago Furtuoso yang produktivitasnya di Liga Indonesia bersama Bhayangkara FC telah teruji. Ini juga terlewatkan karena setelah dilepas di tengah musim, striker asal Brasil itu justru ditampung Madura United yang sejatinya sudah punya duet penyerang top yakni Greg Nwokolo dan Peter Odemwingie.

Manajemen tim Maung Bandung rupanya lebih gemar “berjudi” dengan kembali mendatangkan striker yang benar-benar asing dengan persepakbolaan Indonesia, yakni Ezechiel NDouassel.

Capaian karier pengemas 35 caps dan 7 gol di tim nasional Chad ini memang tidak buruk-buruk amat. Namun, jika Juan Belencoso, atau bahkan bomber selevel Carlton Cole saja gagal total di Persib, bukan mustahil Ezechiel NDouassel yang punya beberapa kesamaan dengan keduanya akan mengalami nasib serupa, meskipun yang akan terjadi nanti bisa pula sebaliknya.

Baca juga artikel terkait PERSIB atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya