Menuju konten utama

Era Kebangkitan Mobile Game Telah Tiba

Di era masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi, mobile game kini merajai pasar. Pendapatan mobile game telah meninggalkan industri konsol dan PC yang selama ini menguasai pasar.

Era Kebangkitan Mobile Game Telah Tiba
Game Clash of Clan (CoC) salah satu game terpopuler di Android. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Game Clash of Clan (CoC) begitu diganderungi oleh anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Game ponsel pintar buatan pengembang game Supercell Oy asal Finlandia ini memakai platform iOS dan Android.

Sebelum CoC lahir, selama 5-15 tahun yang lalu para penggila game, masih sibuk dengan game konsol seperti PlayStation buatan Sony, Wii milik Nintendo, ataupun Xbox dari Microsoft. Kini, ponsel pintar atau smartphone mulai mengambil alih banyak kehidupan masyarakat modern, termasuk untuk urusan menikmati game, cukupdari smartphone di kantong mereka masing-masing.

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna dan semakin bertenaganya teknologi perangkat keras smartphone, game pun menjadi semakin mudah diakses oleh masyarakat. Ini tentu membawa keuntungan bagi para pengembang mobile game di seluruh penjuru dunia.

Proyeksi penjualan ponsel pintar untuk 2016, yang diperkirakan oleh perusahaan riset IDC, jumlahnya mencapai angka 1,45 miliar unit. Hal ini berarti terdapat 1,45 miliar game konsol portabel baru yang akan berada di kantong konsumen dan siap dieksplorasi pasarnya oleh para pengembang mobile game. Bandingkan angka tersebut dengan penjualan konsol game terlaris di dunia hingga saat ini, yakni PlayStasion 2 dari Sony yang hanya mencapai 157,68 juta.

Dengan teknologi ponsel pintar yang terus meningkat pasar mobile game ponsel pintar pun seolah tak terhentikan. Kesuksesan game Pokemon GO yang memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) pun seolah menegaskan fakta bahwa mobile game adalah raja di industri game di masa kini, dan masa depan.

Masa Depan Mobile Game

Industri mobile game saat ini sudah sangat besar. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Newzoo, industri ini menghasilkan pendapatan sebesar $30,4 miliar, atau menguasai sebanyak 24 persen dari pendapatan pasar game global sebesar $91,8 miliar pada 2015.

Pendapatan pasar mobile game diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai $52,5 miliar, atau 34 persen dari total pendapatan pasar global sebesar $118,6 miliar dalam empat tahun ke depan. Pada 2016 ini, pendapatan industri mobile game diperkirakan mencapai $36,9 miliar.

Dalam prediksi tersebut, pasar mobile game merupakan satu-satunya pasar yang terus berkembang. Sementara pasar game yang lain, seperti konsol dan Personal Computer (PC), diprediksi akan menyusut, dengan tingkat penyusutan terbesar akan dialami oleh konsol game, yakni sebesar 4 persen.

INFOGRAFIK Kebangkitan Games Mobile

Para pengembang besar bisnis game seperti Square Enix dan Nintendo sudah mulai masuk pada industri ini. Serial terkenal Square Enix, Final Fantasy dapat ditemukan di Android atau iOS, sementara game terkenal Nintendo Super Mario Bros juga sudah tersedia di iPhone. Para pengembang game besar juga kemudian banyak yang berbondong-bondong menanamkan investasinya di mobile game.

Akhir tahun lalu, misalnya, perusahaan game asal Amerika Serikat Activision Blizzard mengumumkan akuisisi terhadap King Digital Entertainment, pengembang yang membuat mobile game Candy Crush. Nilai akuisisinya pun besar untuk industri mobile game, mencapai $5,9 miliar (Rp76 triliun).

Sementara itu, perusahaan asal Cina Tencent Holdings Ltd yang memiliki layanan pesan instan yang sangat populer di Negeri Tirai Bambu itu, WeChat juga melakukan akuisisi terhadap pengembang game CoC, Supercell Oy dari SoftBank dengan nilai $8,6 miliar.

Pasar konsol game dan PC pun sesungguhnya mulai bergerak menuju ke arah portabilitas. Pada PC, peluncuran kartu grafis seri 10, seperti 1060 hingga 1080, yang dilakukan oleh Nvidia sudah memberikan sinyal ke arah tersebut.

Jika pada tahun lalu kemampuan seri 9 kartu grafis Nvidia untuk laptop hanya sekitar 50 persen dari versi desktopnya, maka pada seri 10 gap itu sudah sangat menyusut, hingga di kisaran 10 persen lebih lambat dibandingkan dengan versi desktopnya.

Sementara di sektor konsol, konsep portabilitas telah diinisiasi oleh sejumlah produsen seperti Nintendo dengan Nintendo DS dan Sony dengan PlayStation Vita. Namun keduanya masih memiliki gap teknologi dengan konsol tradisional mereka seperti PlayStation 4 ataupun Nintendo Wii.

Nintendo berusaha menjembatani gap itu melalui perangkat permainan terbaru mereka yakni Nintendo Switch - diperkirakan akan diluncurkan pada tahun depan. Tidak seperti DS yang memiliki keterbatasan teknologi, konsol itu menggabungkan konsep mobilitas dengan konsol tradisional yang canggih dalam suatu perangkat.

Jika ingin bepergian, misalnya, maka konsumen cukup membawa controller dan tablet Switch untuk dapat memainkan game mereka. Namun jika ingin menikmati permainan ala konsol, maka mereka cukup memasukkan tablet Switch pada dok yang tersedia untuk dapat dihubungkan pada layar yang lebih luas seperti televisi.

Konsol lainnya seperti PlayStation pun bentuknya juga semakin menyusut dengan kehadiran versi tipisnya.

Jika melihat tren yang ada, maka di masa depan industri game pun tampaknya akan menemukan perangkat kerasnya yang paling tepat. Sama seperti layar smartphone yang terus melebar hingga menemukan titik yang nyaman di kisaran 5 hingga 5,5 inci, maka boleh jadi industri konsol dan PC pun akan mengalami hal yang serupa. Ukurannya dapat menyusut dengan penekanan pada portabilitas menjadi yang utama.

Di sisi lain, dengan teknologi ponsel pintar yang makin mumpuni maka industri mobile game pun akan semakin menguat, sebab hingga saat ini tidak ada satu pun perangkat yang mampu menyaingi kemampuan dari ponsel pintar yang multifungsi dengan penetrasi pasar yang begitu mumpuni. Pada akhirnya, di masa depan, industri mobile game yang meraja adalah realitas yang semakin dekat.

Baca juga artikel terkait MOBILE GAME atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Hobi
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Suhendra