tirto.id -
''Bung Emil Dardak telah memilih jalan. Partai tentu otomatis memberikan sanksi pemecatan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (23/11/2017).
PDIP menurut Hasto tidak merasa rugi dengan pemecatan tersebut. Sebab, menurutnya, PDIP masih mempunyai banyak kader yang loyal dan berkomitmen pada partai dan jabatannya sebagai kepala daerah. Tidak seperti Emil yang menurutnya gambaran politisi muda yang mementingkan loncatan politik semata.
"Jumlah kepala dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan yang berusia di bawah 40 tahun sebanyak 34 orang. Hanya 1 orang yang memilih jalan kekuasaan," kata Hasto.
Kader-kader tersebut, kata Hasto, di antaranya adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Walikota Badung Giri Prasta.
Hasto menyebut mereka sebagai contoh pemimpin muda yang lebih memilih bekerja berprestasi melayani rakyat dengan menyelesaikan masa jabatannya sampai 5 tahun.
"Mereka adalah kepala daerah yang menempatkan kepercayaan Penuh pada rakyat terhadap masa depan kepemimpinannya," kata Hasto.
Selain itu, Hasto menyatakan perjuangan PDIP di Pilgub Jatim 2018 nanti akan semakin solid untuk menampilkan strategi terbaik memenangkan pasangan Syaifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas yang telah resmi mereka dukung.
"Keduanya tidak hanya memiliki akar yang kuat, namun memiliki rekam jejak kepemimpinan yang merupakan kombinasi antara tradisi NU, yang dibalut dengan kedekatan gagasan dengan Gus Dur dan Ibu Megawati," kata Hasto.
Emil menjadi Cawagub Jatim 2018 setelah mendapat dukungan resmi dari Partai Demokrat dan Golkar. Demokrat meresmikan dukungan pada Emil pada 21 November 2017, sementara Golkar pada 23 November 2017.
Terkait hal ini, Hasto menyebut Demokrat tengah menerapkan strategi outsourcing sebab tengah mengalami defisit kader muda setelah sejumlah kader muda mereka terseret masalah korupsi, seperti Nazarudin dan Anas Urbaningrum.
"Dalam kapasitas Pak SBY sebagai ahli strategi, pilihan jalan pintas saat ini memang merekrut tokoh di luar partai, termasuk anggota partai lain. Itu menjadi opsi utamanya," kata Hasto.
Namun, Hasto menilai sebagai partai ideologis PDIP tidak akan melakukan strategi semacam itu meskipun pada dasarnya sah-sah saja.
"Partai tidak pernah terpancing dengan jurus Pak SBY, karena kami percaya pada mekanisme kaderisasi Partai”, kata Hasto.
PDIP merupakan salah satu dari tujuh partai pengusung Emil pada Pemilu Bupati Trenggalek 2015 selain Demokrat, PAN, Golkar, Gerindra, Hanura, dan PPP.
Menurut Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun, Emil merupakan kader PDIP karena telah mempunyai Kartu Tanda Anggota (KTA) sejak tahun 2016.
"Di PDIP bisa disebut kader kalau sudah ikut sekolah kader dan sekolah kader calon pemimpin daerah. Emil ikut tahun 2016 di Bogor. Dia sudah punya KTA," kata Komarudin saat dihubungi Tirto, Kamis (23/11/2017).
Sementara itu, Emil mengaku telah berkomunikasi dengan Hasto terkait pencalonannya dan telah mendapatkan izin untuk hal itu.
"Saya sudah menemui dan berbicara baik-baik dengan Bapak Sekjen PDI-P, dan beliau sangat bijak. Kami juga memiliki pembicaraan yang produktif," kata Emil di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Suami artis Arumi Bachsin ini pun mengaku belum menjadi kader Demokrat maupun Golkar. "Kata siapa itu. Enggak ada," kata Emil di DPP Golkar, Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/11/2017).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri