Menuju konten utama

Ekonomi Domestik Triwulan I-2016 Tembus 4,92 Persen

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I-2016 mencapai 4,92 persen. Angka pertumbuhan tersebut relatif lebih baik dari tahun sebelumnya di periode yang sama.

Ekonomi Domestik Triwulan I-2016 Tembus 4,92 Persen
Menkeu Bambang Brodjonegoro menyampaikan pandangan pemerintah terkait Rancangan APBN 2017 dalam Rapat Paripurna ke-27 DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5). Antara Foto/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I-2016 mencapai 4,92 persen. Angka pertumbuhan tersebut relatif lebih baik dari tahun sebelumnya di periode yang sama.

Seperti dikutip dari laman kemenkeu.go.id, Rabu (8/6/2016), Bambang mengatakan sektor umum, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa menjadi pendorong peningkatan kinerja pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016.

Ia menguraikan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh cukup kuat, didukung oleh proyek pembangunan infrastruktur yang masih berlangsung.

Sementara itu, konsumsi pemerintah tumbuh kuat, didukung oleh realisasi belanja pemerintah pada triwulan I-2016 yang mengalami peningkatan.

Di sisi lain, sektor industri pengolahan, sektor jasa, sektor konstruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, serta konsumsi rumah tangga juga ikut memberikan dorongan besar atas peningkatan kinerja pertumbuhan ekonomi periode ini.

Bambang menyebut, sektor industri pengolahan mengalami peningkatan kerja sejalan dengan realisasi investasi di sektor tersebut. Begitu pula dengan sektor konstruksi yang menunjukkan peningkatan ditopang oleh proyek pembangunan. Sedangkan, sektor jasa juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.

Sedangkan konsumsi rumah tangga tumbuh moderat dikarenakan aktivitas ekonomi yang lemah. Demikian halnya dengan kegiatan ekspor dan impor yang juga tumbuh negatif, akibat harga komoditas dan permintaan yang melemah.

Sementara itu, dikutip dari Antara, Rabu (7/6/2016) Analis Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menilai tantangan terhadap ekonomi domestik akan menguat pada Juni hingga Agustus.

Penguatan tersebut dipicu oleh ekspektasi tinggi untuk kenaikan bunga Federal Reserve dan pertaruhan pemerintah untuk meyakinkan pasar mengenai terjaganya penerimaan negara.

"Risiko fiskal dari penerimaan akan menjadi pertanyaan. Bagaimana revisi APBN-P? Kemudian, ekspektasi yang menguat soal kenaikan The Fed Juni ini," kata Leo beberapa waktu yang lalu.

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara