Menuju konten utama

Zulkifli Hasan Tinggalkan Amien Rais?

Zulhas tak sependapat dengan Amien yang menyatakan rekonsiliasi bisa diterima jika ada pembagian kursi 55:45 di kabinet.

Zulkifli Hasan Tinggalkan Amien Rais?
Ketua MPR Zulkifli Hasan dicecar pertanyaan oleh wartawan seusai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/9/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww/18.

tirto.id - Zulkifli Hasan secara terbuka menyatakan tak sependapat dengan Amien Rais, padahal keduanya ada di partai yang sama, PAN. Zulhas, demikian ia akrab disapa, menjabat Ketua Umum, sementara Amien adalah Ketua Dewan Kehormatan.

Perbedaan pendapat keduanya terkait dengan proses rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019, antara kubu pemenang dengan yang kalah.

Amien mengatakan rekonsiliasi dengan kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin bisa diterima jika ada pembagian kursi 55:45 di kabinet, serta ide-ide dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diakomodasi pemerintahan. Sementara Zulhas mengatakan PAN memberi kesempatan bagi Jokowi-Ma'ruf untuk memimpin pemerintahan lima tahun ke depan tanpa syarat apa pun.

"Enggak pakai syarat-syarat," tegas Zulhas di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/7/2019). "Siapa yang berdaulat sekarang? Pak Jokowi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara," tambah Ketua MPR RI ini.

PAN mulai merapat ke kubu Jokowi-Ma'ruf setelah MK menegaskan putusan KPU bahwa pasangan ini memenangi Pilpres 2019. Menurut Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan, sejak saat itu PAN memang tak pernah meminta apa pun ke koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Dia menegaskan sikap resmi PAN adalah yang dinyatakan Zulhas, bukan Amien.

"Itu merupakan sikap resmi PAN, karena pada dasarnya kami menghormati Pak Jokowi sebagai pemenang Pilpres," kata Bara di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (23/7/2019). "Jadi kami ingin betul-betul bergabung untuk membantu pemerintahan Jokowi, kami tulus membantu menjawab berbagai tantangan yang Indonesia hadapi sekarang serta melaksanakan janji kampanye," tambahnya.

Namun ada pula fungsionaris PAN yang berbeda suara. Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Saleh Daulay, misalnya, mengatakan sikap Zulhas selama ini tidak konsisten.

"Tidak baik kalau ada nuansa bermain di wilayah abu-abu. Kalau mau gabung, ya tegas saja gabung. Sebaliknya, kalau mau menjadi oposisi atau penyeimbang, ya disampaikan apa adanya saja," ujar Saleh, Selasa (23/7/2019).

Amien Ditinggalkan?

Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, perbedaan pandangan antara Zulhas dan Amien bukan barang baru, meski keduanya berbesan.

Karyono mengatakan keduanya sempat berseberangan saat akan mendukung paslon dalam Pilpres 2019. Perbedaan pandangan itu membuat PAN sempat tarik ulur sebelum memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga.

"Saya kira semua orang juga bisa menilai ada perbedaan antara Zulkifli Hasan dengan Amien Rais. Tak hanya kali ini saja, sejak PAN mau bergabung dengan koalisi Prabowo-Sandi," kata Karyono kepada reporter Tirto, Selasa (23/7/2019).

Zulhas memang sempat diisukan merapat ke Jokowi sebelum kompetisi Pilpres 2019 benar-benar dimulai, sementara Amien ke Prabowo. Ini ditandai dengan bertemunya Zulhas dengan Jokowi di Istana Kepresidenan pada 7 Agustus 2018.

Saat itu Amien bahkan mengancam jika sampai ada kader PAN yang mendukung Jokowi, maka dia tak segan-segan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa--yang biasanya jadi ajang menjatuhkan seseorang dari jabatannya.

Karyono menilai wajar jika Zulhas menolak syarat rekonsiliasi yang disampaikan Amien. Wajar pula jika Zulhas pelan-pelan terlihat meninggalkan Amien. Sebab, katanya, usulan Amien bisa membuat PAN tidak disambut baik oleh koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Syarat yang diajukan tak logis dan tak masuk akal, sehingga saya bisa simpulkan bahwa gagasan ini ingin menjauhkan PAN dari koalisi Jokowi-Ma'ruf," ujarnya.

Baca juga artikel terkait KABINET JOKOWI atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Gilang Ramadhan