tirto.id - Gitaris Eddie Van Halen meninggal dunia pada Selasa, 6 Oktober 2020, setelah berjuang melawan kanker tenggorokan. Ia meninggal tepat di usia 65 tahun. Kabar meninggalnya Van Halen itu dikonfirmasi oleh anaknya, Wolfgang yang juga bermain bass untuk band.
“Saya tidak percaya, tetapi saya harus menulis ini, ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kehilangan perjuangannya yang panjang dan sulit melawan kanker ini [...] Dia adalah ayah terbaik,” tulis Wolfgang di Twitter, seperti dilansir NME.
"Setiap momen yang saya bagikan dengannya di dalam dan di luar panggung adalah sebuah hadiah. Hati saya hancur dan saya rasa saya tidak akan pernah pulih sepenuhnya dari kehilangan ini. Aku sangat mencintaimu."
Eddie Van Halen telah berjuang melawan penyakit setelah didiagnosis pertama kali dengan kanker lidah pada tahun 2000. Kematiannya terjadi hanya beberapa bulan setelah Wolfgang mengabarkan sebuah harapan bahwa suatu hari ayahnya dapat melakukan tur lagi dengan band, Van Halen.
Eddie membentuk band dengan nama yang sama di California pada tahun 1972, dengan David Lee Roth pada vokal, saudaranya Alex Van Halen pada drum, dan Michael Anthony pada bass.
Keturunan Indonesia
Eddie Van Halen paling dikenal sebagai gitaris utama dari band hard rock legendaris Van Halen. Namanya melejit saat memperkenalkan teknik solo gitar tapping atau menekan dengan dua tangan di fret gitar, sembari memainkan arpeggio dengan cepat. Pada tahun 2012, dia terpilih dalam polling majalah Guitar World sebagai salah satu gitaris terbesar sepanjang masa.
Lahir di Amsterdam pada 26 Januari 1955, pemilik nama lengkap Edward Lodewijk van Halen. Ia adalah anak dari Jan van Halen dan Eugenia van Halen. Ayahnya adalah seorang pemain klarinet, saksofon dan pinanis Belanda. Sementara ibunya keturunan Indonesia-Belanda yang lahir di Rangkasbitung, Provinsi Banten. Ayahnya ditugaskan untuk bermain musik di Indonesia. Saat itulah ayah dan ibunya bertemu dan kemudian menikah.
Seperti dilansir New York Times, pada tahun 1962, tepat saat Eddie Van Halen berusia 7 tahun, keluarganya pindah dari Belanda ke Amerika Serikat. Semua itu karena prasangka buruk terhadap ibunya dan kesempatan kerja yang tidak menguntungkan di Belanda. Mereka menetap di Pasadena, California. Ibunya bekerja sebagai pembantu, sementara ayahnya bekerja sebagai petugas kebersihan sambil mencari pekerjaan sebagai musisi.
Eddie dan kakaknya Alex Van Halen--yang kemudian membentuk grup Van Halen bersamanya--dinaturalisasi sebagai warga negara Amerika Serikat. Kakak beradik itu belajar main piano klasik sejak enam tahun.
“Saya tidak pernah belajar cara membaca musik,” katanya pada Rolling Stone pada 1995. “Saya membodohi guru saya selama enam tahun. Dia tidak pernah tahu. Saya akan menjaga jari-jarinya, dan saya akan memainkannya."
Namun, semuanya berubah saat ia mendengar grup band asal Inggris, The Dave Clark Five, sejak saat itu, ia dan kakaknya Alex terinspirasi untuk bermain rock n roll, dengan Eddie pada drum dan Alex pada gitar. Namun, mereka bertukar fotmasi setelah Eddie mengetahui bahwa kakaknya memiliki perasaan yang lebih baik pada perkusi.
Sejak saat itu, Eddie secara tekun dan serius belajar bermain gitar. Eddie dan Alex pertama kali membentuk band bernama Broken Combs. Pada tahun 1972, mereka membentuk grup baru bernama Genesis, padahal nama itu sudah dipakai oleh band asal Inggris.
Mereka menyewa sound system dari David Lee Roth yang kemudian menjadi vokalis mereka. Dua tahun kemudian, mereka merekrut Michael Anthony sebagai pemain bas dan mengubah nama band mereka menjadi Mammoth. Singkat cerita, baik Eddie, Alex, Lee Roth dan Anthony mantap mengubah nama band menjadi Van Halen. Kesuksesan yang pernah diraih band ini adalah menjual lebih dari 56 juta album di Amerika Serikat saja.
Dari sana, Eddie Van Halen dikenal dengan permainan gitarnya yang memukau, ia menggabungkan harmonik yang kompleks dengan perangkat yang dia patenkan untuk instrumennya. Hal itu menjadikannya sebagai gitaris paling berpengaruh di generasinya.
Van Halen paling dihormati oleh rekan-rekannya karena menyempurnakan teknik ketukan dua tangan pada fret gitar yang kelak dikenal dengan teknik tapping. Ia juga menerima hak paten untuk tiga perangkat gitar yang ia ciptakan.
“Saya selalu mendorong segala sesuatunya melewati tempat yang seharusnya,” kata Eddie Van Halen kepada situs Zocalo Public Square.
Terkait dengan kepiawaiannya bermain gitar, rekannya Joe Satriani menyatakan: “Eddie mengembalikan senyuman pada gitar rock pada saat itu menjadi sedikit merenung,” kata Joe Satriani kepada majalah Billboard pada tahun 2015. “Dia juga membuat takut jutaan gitaris karena dia sangat baik."
Musisi Ikut Berduka
Sejak kabar meninggalnya Van Halen diumumkan, ada banyak musikus dunia yang ikut berduka. Salah satu orang pertama yang memberikan penghormatan pada legenda gitar tersebut adalah Nikki Sixx dari Motley Crue.
“Hancur. Sangat hancur. RIP Eddie Van Halen. Anda mengubah dunia kita. Anda adalah Mozart gitar rock. Bepergian dengan aman rockstar,” tulisnya di Twitter.
Mantan pentolan Skid Row, Sebastian Bach juga sangat merasa kehilangan: “Eddie Van Halen dan Neil Peart terlalu bagus untuk tahun 2020. Kita semua begitu. Hatiku hancur."
Metallica juga ikut berduka atas meninggalnya Van Halen yang sudah mereka anggap sebagai teman sekaligus idola.
“Kami sangat sedih mendengar tentang meninggalnya Eddie Van Halen sebelum waktunya. Kami menganggapnya sebagai inspirasi, idola, dan setelah menghabiskan musim panas bersama di jalan pada tahun '88, sebagai teman.”
Band Muse, Mike McCready personel Pearl Jam dan Flea basis Red Hot Chilli Peppers juga memberikan penghormatan di media sosial mereka. "Ya ampun, berkatilah hati kreatifnya yang indah," tulis Flea.
“Aku mencintaimu Eddie Van Halen, seorang pemuda LA, seorang rocker sejati. Saya harap Anda bermain dengan Jimi malam ini. Menerobos ke sisi lain saudaraku."
Editor: Agung DH