tirto.id - Pengumuman Syahrini sebagai brand ambassador (BA) perusahaan e-commerce Shopee menuai penolakan dari sejumlah warganet di media sosial.
Syahrini digadang-gadang akan menggantikan aktris Prilly Latuconsina sebagai brand ambassador Shopee. Hal itu kemudian memicu munculnya tagar uninstall shopee di media sosial.
Penolakan warganet ini bermula ketika perusahaan e-commerce itu mengumumkan peluncuran kampanye tagar 2019 pilih Shopee. Bersamaan dengan peluncuran tersebut, Shopee mengumumkan Syahrini sebagai BA baru.
“Sejalan dengan peluncuran #2019PilihShopee, Shopee juga dengan bangga mengumumkan bahwa @princessyahrini resmi menjadi Brand Ambassador terbaru kita,” tulis akun instagram shopee_id pada Rabu (3/4/2019).
Pengumuman itu direspons sejumlah warganet dengan mempersoalkan usia, pernikahan, hingga persepsi yang dilekatkan tentang Syahrini. Google Trends pun mencatat kata “Uninstall Shopee” ramai diperbincangkan hingga 5 April 2019 kemarin.
“Kok rasanya kurang sreg yh pakai BA yg ini?? Kenapa ga pakai yg lebih muda atau lebih kinclong sih?” ucap akun citra_imelda_sitompul.
“Uninstall aja gara2 ada si fatimah yg munafik yg genit yg suka nikung,” ucap akun lenniosanti.
Kendati mendapat penolakan, Country Brand Manager Shopee Rezki Yanuar memastikan keputusan menunjuk Syahrini sebagai BA tidak berubah. Selain itu, Rezki juga mengatakan saat ini Prilly masih menjadi brand ambassador Shopee.
"Kedatangan Syahrini ke keluarga besar Shopee justru semakin menambah warna di kami," ucap Rezki saat dihubungi reporter Tirto melalui Senior Public Relations Associate, Aditya Maulana pada Jumat (5/4/2019).
Rezki menjelaskan Syahrini dinilai sebagai salah satu penyanyi ikonik dan tokoh publik di Indonesia. Rezki mengatakan Shopee memilih Syahrini karena kepribadiannya yang sejalan dengan semangat Shopee dalam menyediakan layanan belanja daring kepada masyarakat.
“Shopee memilih Syahrini sebagai BA kami karena kepribadiannya yang menyenangkan, lucu, dan kreatif. Sejalan dengan Shopee yang selalu berinovasi untuk memberi warna dalam berbelanja online,” jelasnya.
Syahrini pun menyambut baik hal ini lantaran dapat menghubungkan penggemarnya dalam jangkauan Shopee. Di sisi lain, Syahrini juga mengatakan bahwa produk-produknya kini dapat diperoleh pengguna Shopee.
“Saya senang bergabung di keluarga Shopee sehingga dapat terhubung dengan penggemar saya di Indonesia melalui jangkauan Shopee yang luas,” ucap Syahrini dalam keterangan tertulis pada 2 April 2019.
Pengaruh Brand Ambassador
Pengamat pemasaran inventure, Farid Fatahillah menilai pemilihan brand ambassador oleh suatu perusahaan tidak mungkin dilakukan sembarangan. Menurut Farid, Syahrini memenuhi kriteria sebagai brand ambassador karena memiliki keunikan dan familiar bagi masyarakat.
Tak hanya itu, tambah Farid, Syahrini juga mampu menciptakan tren seperti kata "cetar" dan "sesuatu."
Namun, Farid melihat Syahrini jatuh di kriteria sikap karena kabar pernikahannya baru-baru ini yang dianggap “menikung” sahabatnya sendiri. Alhasil pada kriteria reputasi, ada sebagian kepercayaan publik yang ikut menurun.
Hal ini pun diperburuk dengan melesetnya kriteria relevansi yang membuat pengguna Shopee merasa tidak terwakili dengan sosok Syarhini sehingga melancarkan tagar tersebut.
“Menurut saya dia cukup mewakili brand Shopee yang fun dan attractive tapi ada yang bikin masyarakat enggak respect sehingga enggak merasa terwakili. Maka bagi user Shopee jadi enggak cocok,” ucap Farid saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (5/4/2019).
Farid pun mengingatkan citra negatif yang dimiliki Syahrini bisa berpengaruh terhadap produk Shopee. "Bisa jadi akan ada pengaruh ke brand image Shopee. Mungkin Syahrini bisa ditarik ganti yang netral lah."
Hal berbeda disampaikan Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia, Rhenald Kasali. Ia mengatakan naik turunnya suatu perusahaan tak sepenuhnya dipengaruhi BA. Menurutnya, nasib suatu merek ditentukan oleh keputusan pejabat eksekutif perusahaan itu sendiri.
“Eksekutifnya bisa enggak mengangkat brand bukan hanya dengan BA. Dampaknya [BA] kecil kok untuk meningkatkan penjualan. Itu hanya agar dibicarakan orang saja,” ucap Rhenald saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (5/4/2019).
Rhenald menilai langkah Shopee menunjuk Syahrini sebagai BA untuk memperluas sasaran pasar. Dari yang semula berusia milenial, menjadi generasi X yang relatif lebih tua.
“Shopee memang kebanyakan membidik remaja. Mereka ingin segmen yang lebih tua. Syahrini kan usianya bukan milenial. Prilly milenial,” ucap Rhenald.
“Jadi dia [Shopee] ingin extend ke generasi X atau ibu-ibu, tetapi di situ ada benturan,” tambahnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan