Menuju konten utama

DPRD Minta Ada Bilik Asmara untuk Pengungsi Gunung Agung

Langkah untuk menyediakan "bilik asmara" sudah dilakukan, salah satunya lokasi pengungsian di wilayah Kabupaten Tabanan bagi warga pengungsi di wilayah Kecamatan Marga Tabanan.

DPRD Minta Ada Bilik Asmara untuk Pengungsi Gunung Agung
Sejumlah warga melintas di jalan Desa Datah yang berjarak sekitar 10Km dari kawah Gunung Agung, Karangasem, Bali, Minggu (8/10). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.

tirto.id - Pengadaan bilik asmara diusulkan oleh anggota DPRD Bali kepada pemerintah untuk para pengungsi Gunung Agung yang merupakan pasangan keluarga. Ini dinilai perlu untuk menjaga keutuhan rumah tangga warga pengungsi yang sudah berada sebulan lebih di pengungsian sejak Gunung Agung ditetapkan dalam status level IV (Awas).

"Berdasarkan studi banding baru-baru ini ke Daerah Istimewa Yogyakarta terkait penanganan pengungsi tersebut, pihak BPBD setempat menjelaskan penanganan pengungsi Gunung Merapi waktu itu cukup sigap semuanya, termasuk juga menyediakan bilik asmara bagi pasangan keluarga pengungsian," kata Sekretaris Komisi IV DPRD Bali Nyoman Budi Utama di Denpasar, Rabu (25/10/2017).

Budi Utama bersama rombongan DPRD Bali mendapat penjelasan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, bahwa pihaknya waktu itu juga menyediakan tempat "asmara" bagi pasangan suami-istri pengungsi. Adapun lokasi tempatnya agak jauh dari kamp pengungsian.

"Petugas BPBD Yogyakarta menjelaskan untuk bilik asmara tersebut jaraknya minimal 200 meter dari pengungsian. Hubungan biologis bagi suami-istri sangat penting untuk keutuhan keluarga mereka," ujarnya sebagaimana dikutip Antara.

"Keberadaan jarak bilik asmara harus juga dipikirkan agar tidak sampai mengganggu pengungsi lainnya. Minimal jaraknya 200 meter dari tempat pengungsian selama ini," ucapnya.

Langkah untuk menyediakan "bilik asmara" sudah dilakukan, salah satunya lokasi pengungsian di wilayah Kabupaten Tabanan bagi warga pengungsi di wilayah Kecamatan Marga Tabanan. Jika suami-istri ingin memanfaatkan ruang tersebut harus melapor terlebih dahulu kepada petugas setempat, sehingga bisa dijadwal secara bergantian.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas kegempaan dari Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, secara signifikan mengalami penurunan selama beberapa hari terakhir. Hal tersebut disebabkan berkurangnya gaya gesek antara magma dengan dinding yang dilewatinya.

"Dengan kata lain, ini mengindikasikan semakin terbukanya celah atau jalur magma menuju ke permukaan," kata Kepala PVMBG Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Senin (23/10/2017).

Berdasarkan catatan dari PVMBG, jumlah kegempaan per hari yang sebelumnya rata-rata berfluktuasi mencapai 500 sampai 1.000 kali, saat ini berdasarkan pantauan mulai pukul 00.00 hingga 12.00 WITA hanya mencapai 85 kali gempa.

Selama periode krisis, analisis terhadap magnitudo gempa yang terjadi dan terekam di stasiun seismik Gunung Agung terus dilakukan dan dijumlahkan untuk mengetahui besaran volume magma yang bergerak.

Sampai saat ini, PVMBG memperkirakan lebih dari 18 juta meter kubik magma bergerak dari dalam menuju ke permukaan.

Kasbani menambahkan, volume tersebut tidak bisa merefleksikan volume total dari magma yang berpotensi dikeluarkan dan jika meletus volumenya bisa lebih besar dari perkiraan tersebut.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG TERKINI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari

Artikel Terkait