tirto.id - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku belum mengetahui format debat untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Namun ia mengaku akan mengikuti apapun desain yang direncanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Meski begitu, Djarot mengaku tidak berkeberatan jika harus melibatkan kelompok-kelompok warga. Hanya saja, harus dengan jaminan bahwa hal tersebut harus benar-benar murni. Artinya, warga yang terlibat harus independen, tidak berpihak pada satu dengan yang lain, dan betul-betul merepresentasikan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat atau komunitas.
"Kalau saran saya lebih baik melibatkan komunitas-komunitas yang terkait. Misalnya tema debat yang terkait dengan visi dan misi paslon [pasangan calon] kan banyak tuh komunitas-komunitas misalnya komunitas-komunitas kaum disabilitas, komunitas perempuan dan anak, komunitas transportasi. Itu saya pikir," ucap Djarot di Lubang Buaya Jakarta Timur, Kamis (30/3/2017).
Komunitas-komunitas tersebut, menurut dia, bisa dilibatkan asal benar-benar independen, demi memperbaiki dan menyempurnakan Jakarta ke depan seperti apa.
"Makanya, saya berharap format debat itu bisa mengelaborasi sampai detail sehingga masing-masing pasangan tidak sibuk untuk menyerang karakter orang per orang itu lebih fair [adil]," kata Djarot menambahkan.
Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarna mengaku belum memutuskan bagaimana format debat untuk Pilkada putaran kedua DKI Jakarta. "Masih dirumuskan," kata Sumarna saat dihubungi Tirto.id, Rabu malam (29/3/2017).
Meski format dan tempat untuk debat selanjutnya belum ditentukan, ia mengatakan debat akan berlangsung pada tanggal 12 April 2017.
Kemungkinan besar, lanjut dia, debat berlangsung tidak jauh beda dengan debat sebelumnya dengan ciri khas debat yang diselenggarakan oleh KPUD.
"Ya masa KPUD meniru Mata Najwa. KPUD punya format sendiri," imbuh Sumarna.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari