tirto.id - Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20, Bank Mandiri resmi meluncurkan lima budaya baru perusahaan. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wiryoatmodjo menekankan, kelima budaya baru tersebut haruslah menjadi panduan utama seluruh Mandirian—sebutan karyawan Bank Mandiri—dalam berpikir, bertindak dan berperilaku.
Dalam keterangan kepada Tirto, di Senayan Jakarta, Sabtu (21/10/2018), Dirut yang biasa disapa Tiko ini berharap budaya baru tersebut bisa menjadikan Mandirian memiliki karakter yang kuat, khas, dan unik sehingga Bank Mandiri dapat mencapai visinya di masa depan.
“Hari ini, bersamaan dengan puncak perayaan HUT Bank Mandiri ke-20, saya Kartika Wirjoatmodjo selaku Direktur Utama Bank Mandiri, beserta seluruh jajaran manajemen mengajak seluruh Mandirian untuk berkomitmen merubah pola pikir, cara kerja dan perilaku dengan budaya Mandiri yang baru,” tegasnya.
Ia merinci lima budaya baru Bank Mandiri, yakni:
Pertama Satu Hati Satu Mandiri. Mandirian harus mengutamakan kepentingan Bank Mandiri di atas kepentingan yang lain, berkolaborasi serta empati dan saling menghargai, menghilangkan budaya feodal dan budaya Asal Bapak Senang (ABS), serta menghilangkan sikap kompetitif di lingkungan internal.
Kedua, Mandirian Tangguh. Mandirian harus memiliki pola pikir pembelajar, bekerja dengan cerdas, gesit, adaptif dan solutif, serta memiliki jiwa enterpreunership dalam menghadapi tantangan. Sikap ragu-ragu dan mudah menyerah serta malas belajar juga harus dihilangkan.
Ketiga, Tumbuh Sehat. Mandirian harus berpikir dan bertindak seimbang, tidak sekedar mengejar KPI, cepat mengendalikan risiko, memperbaiki dan meningkatkan proses secara berkelanjutan (sustainable) dalam jangka panjang.
Keempat, Penuhi Kebutuhan Pelanggan. Mandirian diusahakan mendalami kebutuhan dan menjaga hubungan profesional dengan pelanggan, untuk memberikan solusi pemenuhan kebutuhan pelanggan yang paling tepat.
Kelima, Bersama Membangun Negeri. Mandirian harus mampu memaknai pekerjaan, selalu memberikan kontribusi terbaik, serta memiliki peran seimbang dalam membangun negeri sebagai agen pembangunan (agent of development).
Penulis: Zulkifli Songyanan
Editor: Agung DH