Menuju konten utama

Diduga Melebihi Beban, Lift Jatuh di Blok M Square

Insiden lift jatuh terjadi di mal Blok M Square, Jumat (17/3), menyebabkan sekira 25 orang cedera patah tulang. Dugaan sementara, banyak orang berdesak-desakan sesudah salat Jumat dari lantai 7, melebihi beban muatan lift, selain kondisi lift yang sering macet.

Diduga Melebihi Beban, Lift Jatuh di Blok M Square
Ilustrasi. FOTO/Istock

tirto.id - Sekitar pukul 12.45 terdengar dentuman kencang di mal Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (17/3). Sumber suara diduga dari lokasi lift 4 dan 5 yang menyambung langsung dengan tempat parkir dan Masjid Nurul Iman di lantai 7.

Ati, yang saat kejadian sedang mengawasi pekerja kebersihan lantai bawah tanah (basement) Blok M Square, mendengar suara benturan kencang. "Seperti petir," katanya kepada reporter Tirto di depan lokasi jatuhnya lift sesudah kejadian. Penasaran, Ati mencari sumber suara. Dari orang-orang yang ditemuinya, Ati mengetahui sumber suara dari lokasi lift 4 dan 5 di lantai basement. "Kata orang ada lift jatuh. Saya ke sana, ternyata lift nomer 4," katanya.

Setibanya di lokasi, Ati melihat beberapa korban sudah dikeluarkan dari lift dan dibaringkan di lantai. Ati sempat memotret beberapa korban yang masih terbaring di lantai depan pintu lift dan menunjukkan foto-foto tersebut. "Rata-rata mengerang kakinya sakit," ujar Ati mengrenyitkan dahi.

Dari keterangannya, beberapa korban dibawa ke Puskesmas di lantai 1 gedung mal Blok M Square, sementara yang lain dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Lift Sering Macet

Zumarnis, pemilik usaha sablon di lantai basement, baru saja rampung menunaikan salat Jumat di Masjid Nurul Iman di lantai 7 saat kejadian. Menurutnya, di lantai 7 terdengar benturan keras dan orang-orang menyangka lift jatuh.

"Saya turun lewat tangga. Pengin ketemu Pak Anies dulu tadi. Sampai di bawah istri saya panik, 'Ada lift jatuh tuh.'" ujarnya kepada reporter Tirto di tokonya (17/3).

Pria yang telah berjualan di Blok M Square sejak 2008 ini sempat membantu korban. "Saya sempat ikut gotong korban tadi. Banyak yang patah tulang."

Menurutnya, korban lebih kurang berjumlah 20 orang. "Itu penuh pasti. Setelah salat Jumat soalnya. Orang-orang pada naik lift kalau abis salat Jumat," katanya.

Zumarnis cerita, ia pernah lima kali tertahan di lift 4 dan 5 selama setahun terakhir. Bahkan, menurutnya, sudah banyak penjual dan pengunjung lain yang mengalami kejadian sejenis. "Kena macet di lift. Tapi enggak sampai jatuh. Gimana ya, parkiran kan di lantai atas, masjid juga. Saya aja kalau salat harus ke lantai 7," ujarnya.

Zumarnis menyesal atas kejadian ini. Ia berkata, banyak penjual dan pengunjung kerap mengadukan lift macet kepada pengelola. "Lift sudah dari 2008. Kayaknya enggak ada perawatan. Padahal kami bayar Rp75 ribu per meter menyewa di sini."

Diduga Kelebihan Muatan

Maulana Kautsar, seorang wartawan, mengisahkan ia "beruntung" sudah turun duluan di lantai 6 sebelum lift 4 jatuh. "Gue turun karena alarm batas muatan berbunyi," katanya di Blok M Square (17/3).

Semula Maulana akan melakukan liputan kegiatan Anies Baswedan, kandidat gubernur Jakarta, yang hendak salat Jumat di Masjid Nurul Iman di lantai 7. "Katanya doorstop di situ," ujarnya.

Namun baru sampai di lantai 6, ada sejumlah orang yang hendak turun setelah melakukan salat Jumat. Menurutnya, meski alarm lift berbunyi, mereka tetap memaksa masuk. Akhirnya, karena merasa hanya tersisa satu lantai lagi, ia memutuskan keluar dan melanjutkan ke lantai 7 memakai tangga darurat. "Banyak banget yang masuk. Maksain. Gue turun aja. Ada dua ibu-ibu yang turun juga," jelasnya.

Tak disangka, baru saja ia tiba di lantai 7, terdengar suara benturan keras dari arah lift yang tadi dinaikinya. "Untung gue udah turun," katanya, mengulangi lagi nasib baiknya dan menghalau kepanikan.

Polisi tiba sekira 20 menit setelah kejadian. Dipimpin Kapolsek Kebayoran Baru AKBP Teguh Wibowo, olah TKP dilakukan oleh sejumlah tim dari Polsek Kebayoran Baru.

Menurut Teguh, saat dimintai keterangan di tengah proses olah TKP, lift diduga jatuh dari lantai 3. Akibatnya, lebih kurang 25 orang menjadi korban.

Selain dari kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta juga melakukan olah TKP, dipimpin oleh Husein Murad sebagai kepala pelaksana BPBD.

Dari hasil olah TKP dan informasi yang dihimpun BPBD, penyebab jatuhnya lift karena kelebihan muatan sehingga lift merosot. "Kejadian bubar Jumat, masyarakat membeludak sehingga lift melorot, bukan jatuh," kata Husein di Blok M Square (17/3).

Dari keterangan salah satu korban, Husein menyatakan alarm lift sebenarnya sudah berbunyi tapi tetap dipaksakan. "Menurut saksi, pintu enggak nutup, memang penumpang memaksa untuk tetap bertahan. Seharusnya ketika berbunyi kan keluar, ini bertahan. Lift turun tanpa tertutup. Pintu terbuka," kata Husein.

Batas muatan maksimal lift di Blok M Square, menurut Husein, adalah 24 orang dengan beban 1.600 kg. Namun, menurutnya, beban pengguna lift, dengan menghitung jumlah korban luka berat dan ringan di Puskesmas dan RSPP, sampai 35 orang.

"Ada 25 orang yang dirawat di RSPP, belum lagi ada 10 yang dirawat di Puskesmas. Kemungkinan 35 orang karena kan bisa saja ada yang cuma lecet, terus dia langsung pulang gitu," jelasnya.

Mengenai teknis perawatan lift di Blok M Square, dari pemeriksaan tim BPBD, Husein menyatakan bila pihak mal telah melaksanakan perawatan secara rutin setahun sekali. Terakhir pada Mei 2016.

Menurutnya, pihak mal juga akan mengganti seluruh biaya perawatan korban dengan asuransi.

Sampai laporan ini ditulis, pihak manajemen Blok M Square belum bersedia memberi keterangan soal penyebab lift jatuh atau tindakan pencegahan berikutnya supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.

Baca juga artikel terkait INSIDEN LIFT JATUH atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Hukum
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Fahri Salam