tirto.id -
Dalam sambutannya, Jokowi mengapresiasi pertumbuhan industri otomotif yang kini menjadi sektor pengolahan terbesar nomor dua di Indonesia. Menurut presiden, aktivitas bisnis otomotif sudah sejajar dengan industri otomotif global.
"Sektor otomotif merupakan salah satu sektor yang aktivitasnya paling internasional. Rantai produksinya [level] global, skala ekonomi global, dan brandingnya global," ucap Jokowi.
Presiden juga mengingatkan para pelaku bisnis otomotif untuk mengantisipasi peralihan era mobil listrik, perkembangan teknologi otonom, dan siklus bisnis otomotif yang mungkin bakal surut dalam beberapa tahun ke depan.
"Pemerintah Perancis dan Inggris sudah mengumumkan tahun lalu bahwa mulai 2040 mobil non-listrik dilarang dijual di kedua negara tersebut. Era mobil listrik ini perlu disiapkan dengan baik. Kemudian disrupsi otomotif seperti taksi online dan mobil otonom. Beberapa tahun ke depan bisa saja anak-anak kita malas belajar nyetir karena bisa pesan [jasa transportasi] pakai aplikasi," ucap Jokowi.
GIIAS 2018 yang mengusung tema "Beyond Mobility" akan berlangsung sampai 12 Agustus mendatang. Eksibisi berskala internasional ini menampilkan 40 mobil baru dan konsep, juga delapan motor baru dan konsep.
Berdasarkan informasi yang dirilis panitia penyelenggara, ada 250 merek mobil, sepeda motor, kendaraan komersial, dan industri pendukung otomotif lainnya yang berpartisipasi di GIIAS 2018.
Selain itu, pagelaran yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang akan menjadi tempat pengenalan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) yang merupakan sarana mobilitas buatan dalam negeri.
Sederet teknologi kendaraan modern ditampilkan di area "Beyond Mobility". Di sana pengunjung dapat menghimpun pengetahuan seputar teknologi otomotif paling aktual dan melihat langsung bagaimana perangkat itu bekerja.
"Beyond Mobility merupakan gerakan evolusi dari sekadar alat angkut menjadi alat yang bisa mengangkat kualitas hidup seseorang," ujar Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi.
Penulis: Yudistira Perdana Imandiar
Editor: Maya Saputri