Menuju konten utama

Demokrat Curigai Teten dan Antasari Otak di Balik Demo SBY

"Kenapa aparat hukum terlambat datang dan gagal melakukan langkah preventif. Infonya, pelaku demo adalah mahasiswa yang melakukan pertemuan di Cibubur di mana Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Antasari Azhar hadir memberi pengarahan," kata Rachland.

Demokrat Curigai Teten dan Antasari Otak di Balik Demo SBY
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan pers soal dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2). Presiden ke-6 RI tersebut menyatakan penyadapan tanpa perintah pengadilan merupakan sebuah kejahatan sehingga ia meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/kye/17.

tirto.id - Juru bicara Partai Demokrat, Rachlan Nashidik, mencurigai keterlibatan Teten Masduki dan Antasari Azhar dalam demo yang dilakukan oleh mahasiswa di depan kediaman mantan Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Kuningan, Jakarta Selatan siang tadi. Tudingan ini diungkapkan dalam dalam rilis yang dia sebar. Dalam rilis itu dia juga mempertanyakan kinerja aparat kepolisian.

"Kenapa aparat hukum terlambat datang dan gagal melakukan langkah preventif. Infonya, pelaku demo adalah mahasiswa yang melakukan pertemuan di Cibubur dimana Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Antasari Azhar hadir memberi pengarahan," katanya.

Seperti diketahui, ratusan mahasiswa berorasi di depan kediaman SBY. Aksi ini dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan. "Benar (ada demonstrasi), tapi sekarang kondisi normal, sudah dibubarkan paksa," kata Iwan Kurniawan saat dihubungi Tirto sore tadi.

Iwan mengaku, demonstrasi berawal pada pukul 15.00 WIB. Saat itu, massa yang diperkirakan berjumlah lebih kurang 300 orang itu berteriak-teriak. "Kita tidak mengetahui identitas atau asal-usul para pendemo. Enggak tau siapa mereka, tadi orasi," katanya.

Akibat aksi ini, SBY langsung berkeluh kesah di akun Twitter pribadinya soal unjuk rasa ini. "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*"

DPP Partai Demokrat menyayangkan aksi ini karena ditengarai salah alamat. Aksi protes ini mestinya dilakukan di kantor DPP Partai Demokrat, bukan di kediaman SBY karena rumah itu dilindungi oleh Undang-Undang. "Menyesalkan aksi unjuk rasa ke kediaman Presiden RI ke 6 yang dilindungi UU seperti berlaku pada Presiden-Presiden RI yang lain. Padahal, apabila mahasiswa bermaksud melakukan protes, aksi bisa dilakukan di kantor DPP Partai Demokrat," lanjut Rachlan.

Tak hanya itu, Rachlan juga menuntut Kepala Kepolisian RI, Tito Karnavian memberikan penjelasan terkait kelambanan aparat dalam melindungi mantan presiden RI. "Apakah polisi unable atau unwilling menjalankan tugasnya melindungi Presiden RI ke enam? Kapolri perlu memberi penjelasan," tuntutnya.

Bagi Rachlan, aksi unjuk rasa tersebut adalah tindakan manipulatif yang dilakukan oleh aktor politik demi tujuan dan kepentingan politik jangka pendek. Mahasiswa hanya dijadikan alat untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kepada mahasiswa Rachlan menghimbau agar berhati-hati dan menjaga diri dari godaan politik partisan. Menurutnya hal itu akan menyeret mahasiswa ke dalam konflik politik kekuasaan.

"Kepada mahasiswa untuk lebih berhati-hati menjaga dirinya dari godaan politik partisan yang sengaja menyeret ke dalam konflik politik kekuasaan," tulis Rachlan.

Baca juga artikel terkait DEMONSTRASI atau tulisan lainnya dari Ruhaeni Intan Hasanah

tirto.id - Politik
Reporter: Ruhaeni Intan Hasanah
Penulis: Ruhaeni Intan Hasanah
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan