Menuju konten utama

Demokrat Bantah Tudingan PDIP Soal Angka Kemiskinan di Trenggalek

Ketua DPC Partai Demokrat Trenggalek Mugianto membantah tudingan PDIP soal peningkatan angka kemiskinan Trenggalek selama masa pemerintahan Emil Dardak.

Demokrat Bantah Tudingan PDIP Soal Angka Kemiskinan di Trenggalek
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar resmi mendukung Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur pada pemilihan gubernur Jatim 2018 mendatang. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Klaim PDIP terkait meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur selama periode kepemimpinan Bupati Emil Elestianto Dardak sejak 2015 hingga sekarang, dibantah oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Trenggalek.

"Tidak benar pernyataan PDIP yang menyebut ada kenaikan angka kemiskinan di Trenggalek. Saya mau bantah itu berdasar data tim GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan) Kabupaten Trenggalek," kata Ketua DPC Partai Demokrat Trenggalek Mugianto melalui media percakapan berbasis daring, whatsapp, kepada Antara, Rabu (22/11/2017).

Mugianto menjelaskan, angka kemiskinan di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan.

Sebelumnya, papar Mugianto, angka kemiskinan mencapai 13,39 persen pada 2015 atau sebanyak 92.170 jiwa, namun kemudian berhasil diturunkan menjadi 13,24 persen pada 2016 atau menjadi 91.490 jiwa.

Menurutnya, penurunan angka kemiskinan itu sesuai berdasar Tabel Kemiskinan Provinsi Jawa Timur 2015-2016.

Kata Mugianto, hal itu menunjukkan sinergitas program GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan) Kabupaten Trenggalek membuahkan hasil.

Merujuk data tersebut, lanjut Mugianto, Partai Demokrat membantah tudingan Ketua DPC PDIP Cabang Trenggalek Doding Rahmadi melalui akun sosial medianya maupun rilis yang disebar ke sejumlah media massa.

"Tidak benar tudingan yang disampaikan Ketua DPC PDIP Trenggalek yang menyebutkan angka kemiskinan Kabupaten Trenggalek mengalami kenaikan di kurun tahun 2015 sampai 2016," kata Mugianto.

Dikutip dari akun sosial Ketua DPC PDIP Trenggalek, disebutkan bahwa angka kemiskinan di Kebupaten Trenggalek mengalami peningkatan dari 267.274 jiwa pada 2015 naik menjadi 272.792 jiwa pada 2016.

Menurut Mugianto, pernyataan tersebut bersumber dari angka kemiskinan mikro.

Sedangkan untuk menilai keberhasilan penurunan kemiskinan maupun kegagalan penurunkan angka kemiskinan suatu daerah seharusnya merujuk pada data makro bukannya data mikro, ucap Mugianto.

Penjelasan Mugianto yang juga anggota DPRD Trenggalek ini, data kemiskinan daerah itu ada dua, yaitu data makro dan mikro.

Sedangkan data makro ini merupakan gambaran umum kondisi kemiskinan daerah-daerah, sehingga untuk ukuran kemiskinan daerah itu yang digunakan data makro ini.

Data mikro itu digunakan untuk jangkauan sasaran bantuan program penanganan kemiskinan.

Lanjut Mugianto, data kemiskinan mikro ini akan sulit turun, karena semakin lama itu akan semakin banyak program bantuan pengentasan kemiskinan yang dikucurkan, sehingga angkanya sangat dimungkinkan akan semakin banyak.

Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan program GERTAK yang diinisiasi oleh Bupati Emil Elestianto Dardak bersama Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin berhasil, meskipun angka penurunannya masih minim.

Mugianto menilai, hal itu disebabkan pemerintah daerah masih fokus ke dalam pemantapan fondasi.

“Saya meyakini angka penurunan ini akan semakin tinggi di tahun-tahun berikutnya,” tambahnya.

Sebelumnya, PDIP juga sempat menyampaikan permintaan maaf terbuka yang disampaikan melalui DPC maupun DPD PDIP Trenggalek, sebagaimana diterima Antara, Rabu (22/11/2017) pagi.

Salah satu poin dalam pernyataan itu menyebutkan bahwa pada akhir 2015 saat Pilkada digelar, kemiskinan di Trenggalek mencapai 267.274 jiwa. Awal 2016, angka kemiskinan meningkat menjadi 272.792 jiwa. Angka itu diketahui setelah Bupati Emil Dardak dan Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin dilantik Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Februari 2016.

Diperkirakan saat itu, 38 persen penduduk hidup dalam kondisi pas-pasan, karena itu membutuhkan banyak intervensi kebijakan pemerintah. Ini belum termasuk pembenahan infrastruktur, perbaikan ekonomi, pendidikan dan kesehatan, yang menantang kerja keras bagi pasangan pimpinan muda itu.

Baca juga artikel terkait PILGUB JATIM 2018

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo